Sejumlah aktifis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil membawa topeng foto Novel Baswedan di gedung KPK, Jakarta, 12 April 2017. Mereka meminta KPK dan aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan didepan kediamannya dikawasan Kelapa Gading, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut perkara penyiraman terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan. Hasil pembicaraan mereka terakhir mengarah pada opsi pemeriksaan Novel di Singapura.
Menurut Febri, Novel juga kemungkinan bersedia diperiksa. Namun masih ada pertimbangan, yaitu kesehatan dari penyidik senior KPK tersebut. Ia menyebutkan tim dokter tengah berkoordinasi untuk memutuskan apakah akan melakukan operasi besar terhadap Novel.
Febri menuturkan sebagian mata kiri Novel dalam kondisi memutih karena jaringan selnya telah rusak. Sehingga bisa saja tim dokter mengoperasi Novel. “Sempat ada perbaikan tapi diperiksa lagi,” ujarnya.
Sudah 110 hari lebih penyidik KPK itu mengalami kerusakan pada mata sebelah kiri akibat disiram air keras. Polisi mengklaim terus berupaya mencari pelaku sebenarnya. Sketsa wajah yang disampaikan pun telah disebar ke daerah-daerah. Rekonstruksi juga beberapa kali dilakukan.
Kepolisian mengaku terbuka apabila KPK ingin membantu dalam kasus Novel Baswedan ini. Namun mereka berkukuh penyidikan tetap pada kewenangannya karena kompetensi penyidikan dianggap ranah polisi.