Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, berorasi didepan massa dari berbagai ormas Islam yang melakukan unjuk rasa mengecam serangan militer Israel ke Palestina di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Juli 2014. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku kansnya mengantungi tiket dukungan partai politik untuk pemilihan gubernur Jawa Barat sudah 99 persen setelah bertemu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman dalam dua kesempatan berbeda sepekan ini.
“Kalau kemairn Pak Sohibul Iman bilang 95 persen, setelah seaya ketemu dengan Pak Prabowo dan Presien PKS, sudah 99 persen. Sementara dengan Ustadz (Ahmad) Syaikhu. Yang 1 persen bisa berubah,” kata Deddy Mizwar di Bandung, Kamis, 3 Agustus 2017.
Deddy mengatakan, pertemuandengan Prabowo terjadi satu jam sebelum Ketua Umum Gerindra itu bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono. Beberapa hari kemudian dirinya bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman. Dari penuturan Sohibul padanya, Presiden PKS itu yang ditemani dengan Ketua Dewan Syuro PKS juga sudah bertemu dengan Prabowo.
Menurut Deddy, PKS dan Gerindra sudah sepakat mengusung dirinya dengan Ahmad Syaikhu dalam pemilihan gubernur Jawa Baat 2018. Deklarasi pasangan itu dijanjikan akan dilakukan dalam waktu dekat. “Tunggu saja, tapi bisa saja berubah. Sementara ini 2 partai (PKS-Gerindra), yang penting satu tiket sudah dapat. Selanjutnya membuka komunikasi dengan partai lain, kemungkinan bertambah lagi,” kata dia.
Deddy mengatakan, sementara ini hanya nama Ahmad Syaikhu yang disodorkan. “Ditawarkan (partai). Sudah 99 persen, tapi bisa berubah. Satu persen ini bisa berubah, politik ini soalnya. Tiba-tiba saya pun mungkin gak terpilih. Bisa jadi. Ya kita enjoy aja,” kata dia.
Dia mengaku tidak keberatan dengan nama tokoh manapun yang disodorkan untuk berpasangan dalam pemilihan gubernur Jawa Barat. “Saya gak masalah. Selama, pertama, bisa berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat, dengan politisi, karena ini kan masalah politik. Kedua, andaikan tidak bisa membantu, jangan membebani dengan masalahnya. Kalau terbebani dengan masalahnya ya susah juga,” kata Deddy.
Deddy Mizwar mengatkan, dua kriteria itu yang dimintanya untuk memilihkan pendampingnya. Terutama, soal bebas dari beban masa lalu. “Misalkan ada kasus korupsi. Kasus-kasus yang gitu itu yang jadi beban,” kata dia.