Gunung Sinabung mengeluarkan material vulkanik ketika erupsi dilihat dari Desa Gajah, Karo, Sumatera Utara, 30 Agustus 2016. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, BANDUNG -Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus (erupsi) beberapa kali disertai serangkaian awan panas guguran, Rabu, 2 Agustus 2017. Badan Geologi mencatat sejak pukul 08.09 WIB telah terjadi serangkaian awan panas guguran dan beberapa kali erupsi sejak pukul 09.36 WIB. Tinggi kolom letusan mencapai 2-3 kilometer dari atas puncak dan condong ke arah selatan.
Hingga pukul 11.10 WIB telah terjadi 16 kali awan panas guguran. Kepala Badan Geologi Ego Syahrial menyatakan, jarak luncur awan panas itu berkisar 2.500-4.500 meter ke arah Tenggara- Timur dengan durasi berkisar 251-707 detik. “Kolom asap berkisar 1.000-4.200 meter dari atas puncak, condong ke arah selatan,” katanya lewat keterangan tertulis hari ini.
Dampak landaan awan panas masih terjadi di dalam daerah yang direkomendasikan steril oleh Badan Geologi Sejak 2 Juni 2015, Badan Geologi menyatakan status Gunung Sinabung tergolong Awas atau level IV. Rekomendasinya, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak.
Wilayah tanpa manusia juga diberlakukan pada jarak hingga 7 kilometer untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur dari puncak, serta hingga jarak 4 kilometer untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung. “Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar,” kata Ego.
Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung sampai saat ini ditandai dengan gempa Low Frequency yaitu kurang dari 10 kejadian per hari i dan pertumbuhan kubah lava yang kecil. Volume kubah lava berdasar hasil pengukuran 19 Juli 2017 sudah mencapai 2,3 juta meter kubik.