Sultan HB X Sampaikan Visi-Misi sebagai Calon Gubernur DIY

Reporter

Rabu, 2 Agustus 2017 14:15 WIB

Gubernur DI. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan visi dan misinya sebagai calon Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2017-2022 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Rabu, 2 Agustus 2017.

Sultan Hamengku Buwono X bakal ditetapkan lagi sebagai gubernur pada Oktober tahun ini setelah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta disahkan.

Sesuai dengan undang-undang tersebut, pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY menggunakan mekanisme penetapan setiap lima tahun sekali. Jabatan gubernur diisi Raja Keraton Yogyakarta bertahta dan wakil gubernur diisi Raja Kadipaten Puro Pakualaman.

Baca: Sultan HB X: Klarifikasi Gelar Tak Berkaitan Penetapan Gubernur

Dalam paparan visi-misinya, Hamengku Buwono X mengusung tema "Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja". Dia menuturkan visi dan misinya dilatarbelakangi sejumlah pemikiran.

Pertama, terkait dengan fenomena Indian Ocean Rim Association (IORA) atau perkembangan Asosiasi Negara-negara Pesisir Samudera Hindia yang pernah digagas Nelson Mandela pada 1995 dan didirikan pada 1997.

"Yogyakarta, yang memiliki garis pantai sepanjang 126 kilometer di tiga kabupaten, tentu akan memiliki posisi strategis dalam lalu lintas perekonomian di wilayah Samudera Hindia," ujarnya.

Simak: Soal Nama Ganda, DPRD Minta Sultan HB X Ubah Gelar di Website

Dalam visi-misinya, Sultan mengaku terinspirasi fenomena Kra-Canal atau Thai-Canal Project, yang merupakan proyek penghubung perairan Laut Andaman-Teluk Thailand untuk memperpendek jarak pelayaran belahan Bumi bagian barat ke negara-negara Asia.

"Dampak Kra-Canal pada peta lalu lintas pelayaran Asia Timur dan Tenggara akan sangat berarti terhadap meningkatnya pelayaran di ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II," ucapnya.

Lihat: Pengisian Jabatan Gubernur DIY, DPRD Tolak Akui Sabda Raja

ALKI II meliputi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, dan Selat Lombok. "Meningkatnya intensitas pelayaran ALKI II tentu akan meningkatkan lalu lintas pelayaran silang Asia-Australia dan Samudera Hindia-Samudera Pasifik," tuturnya.

Dalam posisi itu, Sultan Hamengku Buwono X menilai peran kawasan wilayah Pulau Jawa bagian selatan sangat penting, terutama dalam hal penyediaan jasa pelabuhan, energi, perikanan, dan pariwisata.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

11 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

19 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

45 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

51 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

52 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya