Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan sambutan pada acara LPDP EduFair 2017 di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, 31 Januari 2017. Tempo/Destrianita
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara dalam perhelatan Supermentor ke-20 di Jakarta Theater, Selasa, 25 Juli 2017. Acara ini diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerja sama dengan Bank Dunia dan pemerintah Australia.
Sri Mulyani melontarkan satu pertanyaan kepada ribuan kaum muda yang menjadi peserta. "Seperti apa, ya, kira-kira bayangan Soekarno terhadap Republik Indonesia di usianya ke-100 tahun nanti?" katanya.
Pertanyaan itu tidak langsung mendapat jawaban. Suasana menjadi hening. Sri Mulyani kemudian menarik perhatian audiensi untuk melihat salindia di belakangnya. Di sana, terlihat tabel statistik yang memperlihatkan pertumbuhan Indonesia hingga 2045. Indonesia bakal menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-5 di dunia dengan populasi penduduk mencapai 309 juta jiwa.
"Ini akan tercapai kalau pertumbuhan ekonomi bisa kita jaga di 6 persen,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. “Nanti, kita akan berpendapatan setara dengan Spanyol dan Korea Selatan," ujarnya seraya melirik Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim yang turut hadir. Jim memang asli Korea Selatan sebelum pindah kewarganegaraan Amerika Serikat.
Sri Mulyani melanjutkan, hingga 2045, Indonesia akan menghadapi banyak tantangan mulai kecerdasan buatan, perubahan iklim, teknologi, pangan, energi, air bersih, hingga geopolitik. Karena itu, katanya, Indonesia harus sigap berinvestasi pada manusianya. Mandat negara untuk mengalokasikan anggaran pendidikan 20 persen mesti dimanfaatkan dengan baik.
Investasi tersebut harus dilakukan saat ini juga. Jika investasi itu gagal, estafet antargenerasi Indonesia untuk menuju cita-cita tidak bakal berhasil. "Memang besar biayanya, tapi tidak ada impian yang tercapai gratis,” katanya.
Sri Mulyani menekankan satu hal sederhana kepada kaum muda yang ingin membantu negara, yaitu taat bayar pajak. Pembangunan di Indonesia akan sulit dipenuhi jika penerimaan negara sangat minim. Saat ini, kata Sri, dari 36 juta wajib pajak, baru 32,3 persen yang patuh memenuhi kewajiban. "It's not about me. It's about the people. Bukan uang Sri Mulyani, tapi uang masyarakat," ucapnya.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
4 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.