Pemblokiran Terbatas Telegram Belum Cukup Hentikan Terorisme  

Reporter

Rabu, 19 Juli 2017 14:43 WIB

Dua pria memainkan telepon genggamnya di depan logo ap;ikasi pesan Telegram, 18 November 2017. Indonesia bukan satu-satunya negara yang memblokir aplikasi pesan Telegram ini. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi media sosial, Nukman Luthfie, mengatakan pemblokiran media sosial Telegram berbasis web sudah tepat sebagai peringatan bagi perusahaan untuk mematuhi aturan di Indonesia. Namun, untuk menghentikan terorisme, Nukman menilai upaya pemerintah masih belum cukup.

Nukman mengatakan pemblokiran terbatas Telegram tidak banyak berpengaruh. Sebab, aplikasi Telegram masih bisa diakses di telepon genggam. Belum lagi masih banyak media lain yang menjamin privasi pengguna seperti Telegram. "Teroris itu kalau tahu Telegram diblokir, dia akan cari dan pindah ke media lain," kata Nukman saat dihubungi, Senin, 17 Juli 2017.

Simak: Kapolri Tito Kantongi Kelompok Teroris Pengguna Telegram

Nukman memahami upaya pemerintah untuk memberikan lampu kuning bagi Telegram. Perusahaan tersebut tidak menanggapi permintaan Indonesia untuk menangani konten radikalisme dan terorisme yang dikirim melalui surat elektronik pada Maret 2016. Nukman menyatakan dukungannya atas upaya negosiasi pemerintah agar Telegram mau bekerja sama.

Namun, di sisi lain, Nukman menilai pemerintah harus meningkatkan edukasi. Masyarakat perlu dibekali pengetahuan agar semakin pintar dan tidak gampang terbujuk konten provokatif.

Baca: 3 Serangan Teror Ini Diperintahkan Bachrun Naim Lewat Telegram

Selain itu, penegakan hukum penting untuk menghentikan terorisme. "Kalau ada teroris, ya kejar terorisnya," kata Nukman.

Nukman mengatakan pemerintah juga bisa menerapkan skema denda bagi media yang tidak mematuhi peraturan. Dia mengatakan skema tersebut membutuhkan undang-undang sebagai dasar hukum.

Dalam kasus Telegram, pemerintah tak perlu menutup akses suatu media. Nukman mengatakan media sosial banyak juga dimanfaatkan oleh orang untuk menyampaikan informasi yang berguna hingga untuk berbisnis. Pemblokiran permanen sebuah media bisa merugikan masyarakat. "Jadi tidak memburu tikus dengan membakar ladangnya," katanya.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

9 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

15 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

18 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

37 hari lalu

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

39 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

39 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya