Rumah Sakit di Bangka Butuh Dokter Spesialis

Reporter

Selasa, 18 Juli 2017 21:44 WIB

Rumah Sakit Siloam, Bangka. TEMPO/Martha Warta Silaban

TEMPO.CO, Bangka - Rumah sakit di Kepulauan Provinsi Bangka Belitung membutuhkan dokter spesialis dan sub spesialis. Kepala Bagian Pelayanan Kesehatan Bangka, Hermain, mengatakan kurangnya tenaga medis spesialis dan sub-spesialis menjadi faktor penyebab semua rumah sakit yang tersebar di provinsi tersebut terakreditasi C.

“Di Bangka belum ada yang terakreditasi B. Salah satunya karena sumber daya manusianya,” kata Hermain kepada Tempo usai soft launching Rumah Sakit Siloam Bangka, Senin, 17 Juli 2017. Termasuk Siloam, meskipun peralatan medisnya sudah masuk kategori B, tetapi terakreditasi C karena tidak adanya dokter sub-spesialis.

Menurut Hermain, bagi dokter-dokter, tawaran gaji di kota-kota besar, seperti di Jakarta lebih menarik dibandingkan praktik di Bangka. “Kami tawarkan insentif 35 sampai 50 juta rupiah sebulan pun belum tentu mereka mau,” kata dia.

Selain gaji, Hermain menambahkan, para dokter tidak tertarik praktik di daerah karena di kota, seperti di Jakarta, lebih mudah mengikuti pertemuan ilmiah, baik tingkat nasional maupun internasional. “Mereka bisa praktik di sore hari, setelah pagi ikut pertemuan ilmiah,” kata dia. Jika bertugas di Bangka, ia melanjutkan, perlu cuti.

Untuk menyiasati hal itu, saat ini rumah sakit pemerintah di Bangka menerapkan strategi yaitu menerapkan konsep sisten spesialis dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. “Seperti di Rumah Sakit Soekarno Bangka, meminta bantuan tenaga sub-spesialis dari RSCM,” kata dia.

Hermain berharap ke depannya pemerintah pusat mempunyai kebijakan agar dokter residen yang sedang mengambil studi spesialis dikontrak oleh pemerintah setempat dengan membiayai pendidikannya. Melalui cara itu, menurut dia, mereka dapat mengabdi ke pemerintah daerah yang memberikan beasiswa. "Misalnya selama setahun," kata dia.

Direktur Rumah Sakit Siloam Bangka, dokter Rudy Susanto mengatakan hal senada. Ia mengungkapkan rumah sakit Siloam juga kesulitan mendapatkan dokter sub-spesialis. “Kami sudah punya alat-alatnya, tetapi kami perlu dokter-dokter sub-spesialis,” ucapnya.

Ia menyebutkan alat-alat yang dimiliki rumah sakitnya. Di antaranya, 128 CT Scan, MRI, Ultrasound, X-Ray, dan Endoscopy.

Rumah Sakit Siloam Bangka resmi memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Bangka, Senin, 17 Juli 2017. Dua pekan sebelumnya rumah sakit yang berada di grup Lippo ini sudah menerima pasien.

Kehadiran Siloam menambah daftar rumah sakit di Bangka, yang berpenduduk 1,3 juta jiwa ini. Beberapa rumah sakit yang sudah ada di sana, antara lain RS Bakti Timah, RS Bakti Wara, RS ibu dan Anak Arsani, RS Soekarno.

MARTHA WARTA SILABAN

Berita terkait

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

10 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

10 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

16 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

28 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya