Jawa Tengah Butuh Rp 5,7 Miliar Untuk Atasi Demam Berdarah
Reporter
Editor
Minggu, 10 Desember 2006 20:20 WIB
TEMPO Interaktif, Solo:Dinas Kesehatan Jawa Tengah membutuhkan dana Rp 5,773 miliar untuk penyediaan insektisida pemberantas nyamuk malaria dan demam berdarah dengue. Menurut Sekretasi Komisi Kesejahteraan Rakyat DPRD Jawa Tengah, Thontowi Jauhari, dari 35 kabupaten dan kota di propinsi ini sebagian besar merupakan daerah endemi demam bedarah.Karena itu, sangat dibutuhkan berbagai tindakan preventif seperti pemberantasan sarang nyamuk melalui pengasapan."Stok insektisida untuk pemberantasan sarang nyamuk menipis," katanya, Minggu.Insektisida jenis alphamethrine, kata dia, biasa digunakan untuk pengasapan kosong. Padahal dalam setahundibutuhkan sebanyak 3.696 liter. Begitu pula dengan abate. Dinas Kesehatan hanya memiliki stok 2.250 kilogram. Padahal kebutuhannya mencapai 11.136 kilogramsehingga masih harus menyediakan lagi abate sebanyak 8.886 kilogram. "Untuk pembelian abate, diperkirakan Rp 1 miliar," ujar Thantowi.Jumlah kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Sukoharjo terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, angka kasus demam berdarah pada 2004 sebanyak 198 kasus, pada 2005 sebanyak 297 kasus. Pada 2006 sampai dengan November lalu sudah tercatat sebanyak 397 kasus. Total jumlah penderitademam berdarah yang meninggal sebanyak 18 orang.Kepala Subidang Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Sukoharjo Agus Prihatmo W mengatakan, bertambahnya angka kasus demam berdarah disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk.Masyarakat menganggap lingkungan bebas dari nyamuk setelah dilakukan pengasapan. "Padahal yang efektif itu kalau masyarakat rajin menguras bak mandi, mengubur kaleng bekas, serta menutup tempat penampungan air," kata dia.Imron Rosyid | Rofiudin