TEMPO Interaktif, Boyolali:Pemerintah Kabupaten Boyolali melarang aktivitas pendakian ke Gunung Merapi menyusul ancaman banjir lahar dingin. Lereng Merapi berpotensi longsor dan membahayakan pendaki. Masyarakat hanya diperbolehkan mendaki gunung sampai Pasar Bubrah, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari puncak Merapi. "Pemerintah Kabupaten Boyolali tidak melarang atau menutup jalur pendakian GunungMerapi. Tetapi sebelum mendaki, mereka yang mau naik ke gunung wajib memberitahukan kantor kecamatan, polisi, atau Koramil," kata Albert Gintaryo, pejabat di Kabupaten Boyolali, Minggu.Sejak erupsi Merapi Juni lalu, aktivitas pendakian gunung ramai. Setiap akhir pekan tidak kurangdari 100 orang naik ke Merapi. Pada malam pergantian tahun 206-2007, diperkirakan Merapi akan dipenuhi oleh para pendaki. Pendaki biasanya memilih jalur Desa Plalang, KecamatanSelo, Boyolali. Jalur yang berada di sisi utara ini dinilai lebih aman dibandingkan dari arah lain. Menurut pengawas Merapi di Pos Seo, Yulianto, belakangan ini lereng Merapi kerap diguyur sehingga jalur pendakian agak sulit untuk dilalui karena licin.Gintaryo mengatakan, wilayah yang masuk ke Boyolali relatif aman, pihaknya telah memetakan daerah-daerah rawan terhadap ancaman longsoran lahar dingin Merapi. Menurut dia, dua sungai yang berada di Kaki gunung, yakni Kali Apu dan Kali Juweh merupakan sungai pembuanganlahar dingin. "Ada 26 enam dukuh yang dilalui Kali Apu dan Kali Juweh."Sejauh ini yang lakukan adalah memberikan peringatan kepada warga, khususnya penambang pasir agar tidak beraktivitas di badan sungai saat hujan turun.Imron Rosyid