Kelebihan Telegram Hingga Jadi Pilihan Favorit Teroris

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 17 Juli 2017 13:35 WIB

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan pemblokiran aplikasi Telegram oleh pemerintah sebagai respon lantaran pihaknya tidak diberi akses untuk memantau pergerakan terduga teroris yang menggunakan aplikasi tersebut. Jakarta, 17 Juli 2017. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian, mengatakan aplikasi Telegram menjadi media komunikasi favorit yang digunakan anggota jaringan teroris. Menurut dia, selama dua tahun terakhir terjadi 17 aksi teror yang terkait dengan penggunaan aplikasi buatan Pavel Durov dan Nikolai Durov ini.

"Sekarang kan jaringan ini sudah tau bahwa telepon bisa disadap, handphone, sms bisa disadap, sehingga mereka mencari saluran komunikasi lain yang aman buat mereka," kata Tito sebelum rapat dengan Komisi Hukum di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 17 Juli 2017.


Baca:Jokowi: Pemblokiran Telegram Sudah Lama Dipertimbangkan


Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini menjelaskan saat ini marak fenomena aksi terorisme, yang dilakukan pelaku tunggal (lone wolf). Para pelaku ini diduga mendapatkan pengetahuan untuk melancarkan aksinya lewat penggunaan teknologi informasi seperti Telegram.


Baca: Mengapa Telegram Disukai Teroris ? Berikut Analisis Polisi


"Jadi kalau dulu Dr. Azhari mengajari muridnya untuk membuat bom secara langsung, sekarang cukup dengan online dan chatting,"

Menurut Tito, Telegram menjadi aplikasi favorit jaringan terorisme karena tiga kelebihannya. Pertama aplikasi ini mampu membuat super grup yang anggotanya mencapai 10 ribu orang dan tidak dapat dilacak. "Bahkan bisa masuk kelompok lain tanpa ketahuan adminnya siapa," ujarnya.


Advertising
Advertising

Baca: Telegram Diblokir, 5 Negara Ini Lebih Dulu Larang Media Sosial

Kelebihan lainnya adalah adanya end to end encryption sehingga tidak memungkinkan untuk disadap.

Adapun kelebihan yang ketiga yaitu akun pengguna Telegram tersembunyi. "Tidak harus tahu nomor handphone-nya, tapi cukup gunakan user name untuk saling kontak,"

Tito menjelaskan polisi memahami layanan privasi yang ditawarkan pengelola Telegram. Namun, bila fitur ini berada di tangan yang salah, seperti kelompok teroris, maka dampak negatif yang ditimbulkannya besar. "Ini sangat berbahaya karena kami tidak bisa melacak mereka, terjadi nanti meledak-ledak di mana-mana," kata Tito.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengaku awalnya dia tidak berencana Telegram ditutup. Menurut dia, polisi hanya meminta pengelola untuk mendapat akses untuk melacak pergerakan terorisme.



"Ini masalah keamanan nasional, masalah keamanan negara. Fine, privasi boleh, tapi keamanan negara juga penting," kata Tito.

AHMAD FAIZ



Berita terkait

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

23 jam lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

1 hari lalu

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

Mendagri mengingatkan agar KPU melindungi keamanan data pemilih untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

1 hari lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

9 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Angkat Bicara soal Status Gus Muhdlor Jadi Tersangka

9 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Angkat Bicara soal Status Gus Muhdlor Jadi Tersangka

Gus Muhdlor telah ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK pada 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur yang Dapat Satyalancana

9 hari lalu

Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur yang Dapat Satyalancana

Khofifah menjadi satu-satunya gubernur karena Jatim menjadi provinsi berkinerja terbaik berturut turut.

Baca Selengkapnya