Tito: Aksi Lone Wolf Teroris Akan Diperangi dengan Pancasila  

Reporter

Selasa, 4 Juli 2017 14:55 WIB

Kapolri Jenderal Tito Karnavian berkunjung ke Sulawesi Tenggara dalam rangka memberikan pengarahan pada personil Kepolisian Daerah Sultra Kamis 23 Februari 2017. TEMPO/ ROSNIAWANTY FIKR

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan strategi terkait dengan aksi lone wolf, seperti teror di Mabes Polri, dengan Pancasila. Tito menuturkan kepolisian sudah koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Selain itu, kepolisian akan berkoordinasi dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

"Ideologi hanya bisa kalah dengan ideologi. Karena itu, Pancasila harus diaktifkan kembali," katanya di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Juli 2017.

Aksi lone wolf berasal istilah dari serigala. Serigala biasanya menyerang mangsa secara berombongan, tapi bisa juga sendiri alias lone wolf.

Baca: Teror di Mabes Polri, Mulyadi Diduga Anggota Jaringan JAD

Tito mengatakan ideologi demokrasi harus dimajukan serta ideologi Islam moderat, seperti Nahdlatul Ulama dan Islam Nusantara, harus didukung. "Kemudian, di Muhammadiyah, Islam berkemajuan moderat juga harus kita dukung," ujarnya.

Menurut dia, kalau upaya ini bisa meningkat intensitasnya, ideologi terorisme bisa ditekan. "Ini akan melibatkan banyak stakeholder dan pemerintah," katanya.

Stakeholder itu, kata dia, di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Pertahanan melalui program bela negara. "Polri pun melalui operasi bina masyarakat, para kapolres (kepala kepolisian resor), dan seterusnya melakukan pembinaan leadership untuk kader bangsa. Kami bisa melakukan kegiatan seperti itu," ucapnya.

Dia menjelaskan, sekarang ada dua fenomena modus terorisme di dunia. Pertama, modus yang menggunakan network atau jaringan. Kedua, modus leaderless jihad atau jihad tanpa pemimpin. Leaderless jihad disebut juga dengan lone wolf.

Baca: Pelaku Teror di Masjid Falatehan Penjual Parfum di Pasar Roxy

"Jihad tanpa pemimpin tidak terkait dengan network, tapi dia membuka website radikal, terinspirasi, ikut internet chatting, kelompok telegram yang radikal, terpengaruh, belajar sendiri cara mengatur serangan, survei sendiri, dan kemudian melakukan serangan yang dia pilih sendiri," katanya.

Dua modus ini, kata dia, cara penanganannya berbeda. Kalau untuk yang terstruktur atau jaringan, maka kekuatan intelijen, baik di kepolisian, Badan Intelijen Negara, maupun TNI, berperan memetakan struktur teroris itu sampai detail. Teroris juga harus diawasi ketika ada rencana ingin berbuat, baru kemudian dilakukan operasi penangkapan.

"Kalau mereka sudah melakukan, kami mencegah, dan kemudian ternyata terjadi serangan, secepatnya bisa kami ungkap. Nah ini yang biasanya terjadi," tuturnya.

REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

3 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

11 jam lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

13 jam lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

16 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

17 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

23 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

1 hari lalu

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

Mendagri mengingatkan agar KPU melindungi keamanan data pemilih untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

1 hari lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya