Tradisi Kupatan Menjadi Lebaran Semua Umat di Jepara  

Reporter

Kamis, 29 Juni 2017 13:11 WIB

Ilustrasi persiapan Lebaran Ketupat atau Lebaran Syawal. ANTARA/Siswowidodo

TEMPO.CO, Jakarta - Tradisi kupatan atau Lebaran ketupat bagi masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, punya makna tersendiri. Kegiatan yang digelar pada tujuh hari setelah Idul Fitri itu juga dirayakan semua masyarakat setempat, termasuk nonmuslim yang berdomisili di Kabupaten Jepara.

“Kupatan menjadi Lebaran semua umat di Kabupaten Jepara, mereka yang nonmuslim pun membuat ketupat dan lepet untuk menjamu tamu yang berkunjung,” kata budayawan Kabupaten Jepara, Hadi Priyanto, kepada Tempo, Kamis, 29 Juni 2017.

Baca juga:
Usai Mudik, Jokowi Akan Berlibur ke Ragunan

Mantan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Jepara ini menjelaskan, tradisi kupatan di kampung kelahiran Kartini ini sudah dilakukan sejak dulu pada era 1800-an. Hal itu dibuktikan dengan sebuah dokumen berita di Koran Selompret Melajoe yang menuliskan dengan panjang-lebar mengenai budaya kupatan dan lomban.

Hadi menjelaskan, secara filosofis kupatan merupakan ritual rakyat yang bermuara pada pemberian maaf. Ia mencontohkan, kupat sebagai makanan yang selalu disajikan pada 7 hari setelah lebaran Idul Fitri identik dengan makanan pendamping berupa lepet.

Baca pula:
H+3 Lebaran, Lalu Lintas di Sekitar Malioboro Macet Parah

Lepet merupakan penganan berbahan baku beras ketan yang dicampur dengan ketan dan direbus bersamaan dengan ketupat. Makanan tradisional yang lengket itu terbungkus daun kelapa muda, yang sering disebut janur.

“Lepet ketan dibungkus janur, diikat tali bambu. Nah, makanya harus melepas tali satu persatu, kemudian membuka janur pembungkus secara pelan,” katanya.

Menurut Hadi, makna yang terkandung dari makanan pendamping dalam ritual kupatan ini adalah pemberian maaf mengurai persoalan secara perlahan. Selain itu, nama lepet sendiri berasal dari kata "lepat" yang berarti maaf.

Silakan baca:
Mudik ke Makasar, Wapres JK Bersama Keluarga Belanja di Mal

Masyarakat Jepara biasa merayakan Lebaran kupatan pada tujuh hari setelah Idul Fitri, tepatnya 7 Syawal. Mereka beramai-ramai membuat ketupat dan lepet sebagai sajian makanan yang mulai disediakan pada tujuh hari setelah Idul Fitri.

Hadi menyebutkan perayaan kupatan juga berlaku bagi masyarakat nonmuslim, termasuk masyarakat beragama Kristen di Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, dan Karanggondang di kecamatan Mlonggo serta Kelet, Kecamatan Keling.

Saat ini, tradisi kupatan terus berkembang dan lebih disesuaikan dengan kreativitas masyarakat Jepara. Hadi menjelaskan, tradisi yang dilanjutkan dengan acara lomban bagi masyarakat pantai yang melarung kepala kerbau ini ditambah dengan Festival Kupat Lepet di Pantai Kartini.

Festival itu menampilkan gelar budaya Ratu Kalinyamat sebagai sesepuh Raja Demak saat Perang Samudera di Selat Malaka. “Festival sengaja bertema perang laut, saling lempar ketupat dan lepet, mengisahkan Perang Samudera saat Jepara menjadi pangkalan pasukan laut era Adipatiunus dan Trenggono,” katanya.

EDI FAISOL


Berita terkait

442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

46 hari lalu

442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

Banjir merendam 8 kecamatan di Jepara. Air terus menggenang akibat hujan berkepanjangan sejak 13 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Dirut BPR Bank Jepara Artha Buka Suara Soal Dugaan Aliran Kredit ke Koperasi Garudayaksa Nusantara

18 Desember 2023

Dirut BPR Bank Jepara Artha Buka Suara Soal Dugaan Aliran Kredit ke Koperasi Garudayaksa Nusantara

BPR Bank Jepara Artha buka suara perihal laporan PPATK yang menyebut ada aliran dana janggal untuk Pemilu 2024 dari bank tersebut.

Baca Selengkapnya

Daftar UMK Jepara 2023 dan Wilayah Lain di Jawa Tengah

29 November 2023

Daftar UMK Jepara 2023 dan Wilayah Lain di Jawa Tengah

Nilai UMK Jepara 2023 mengalami kenaikan hingga 7,8 persen, sedangkan UMP Jawa Tengah mengalami peningkatan 8,01 persen. Ini besarannya.

Baca Selengkapnya

Warga Penolak Tambak Udang di Karimunjawa Jadi Tersangka UU ITE

21 Juni 2023

Warga Penolak Tambak Udang di Karimunjawa Jadi Tersangka UU ITE

Warga yang tak terima terhadap komentar Daniel melapor dengan sangkaan pidana UU ITE. Polisi berusaha memediasi, namun tak menemui tititk temu.

Baca Selengkapnya

Lagi, Macan Tutul Gunung Muria Diduga Serang Hewan Ternak

27 Oktober 2022

Lagi, Macan Tutul Gunung Muria Diduga Serang Hewan Ternak

Kejadian seperti ini bukan kali pertama terjadi. Macan tutul beberapa kali turun ke perkampungan yang berbatasan dengan hutan tersebut.

Baca Selengkapnya

4 Keunikan Kepulauan Karimunjawa nan Eksotis

24 Agustus 2022

4 Keunikan Kepulauan Karimunjawa nan Eksotis

Kini, Kepulauan Karimunjawa dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Destinasi Wisata Sejarah Baru di Jepara

13 November 2019

Ketahui 3 Destinasi Wisata Sejarah Baru di Jepara

Dari hasil pendataan ulang benda-benda cagar budaya di Kabupaten Jepara, tercatat sebanyak 41 benda cagar budaya dalam bentuk bangunan maupun benda.

Baca Selengkapnya

Listrik Padam Berhari-hari Pulau Karimunjawa Terisolir

21 Juli 2017

Listrik Padam Berhari-hari Pulau Karimunjawa Terisolir

Gangguan listrik, kapal rusak, dan krisis bahan bakar minyak menyebabkan Pulau karimunjawa terisolir beberapa hari ini.

Baca Selengkapnya

H+11 Lebaran 2017, Volume Mobil di Tol Cipali Turun 5,3 Persen  

7 Juli 2017

H+11 Lebaran 2017, Volume Mobil di Tol Cipali Turun 5,3 Persen  

LMS kembali mengingatkan para pengguna jalan untuk tetap waspada selama berkendara pada masa mudik Lebaran 2017.

Baca Selengkapnya

Menhub Beberkan Rahasia Kunci Sukses Mudik 2017, Ternyata Ini..

7 Juli 2017

Menhub Beberkan Rahasia Kunci Sukses Mudik 2017, Ternyata Ini..

Kendala ego sektoral bukan hanya terjadi antar lembaga
pemerintah saja, tetapi juga di internal Polri.

Baca Selengkapnya