Pabrik Fesyen Label Ivanka Trump di Subang Bantah Berita Guardian

Reporter

Jumat, 16 Juni 2017 14:43 WIB

Putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump menghadiri KTT W20 di Berlin, Jerman, 25 April 2017. Ivanka menjadi wakil AS dalam pertemuan KTT Pemberdayaan Perempuan tersebut. Michael Kappeler/dpa via AP

TEMPO.CO, Subang - Manajemen PT Buma Apparel Industry, perusahaan milik Korea Selatan yang memproduksi fesyen berlabel Ivanka Trump (anak Presiden Amerika Serikat Donald Trump), membantah pemberitaan The Guardian edisi Rabu, 14 Juni 2017. Dalam berita The Guardian, PT Buma Apparel disebut memberi upah murah serta melakukan buruh secara diskriminatif.

"Semua isi pemberitaan The Guardian itu tidak benar. Itu hanya political issue saja," kata perwakilan Humah Resources Development PT Buma Apparel Industry, Ikram Martajumda, menjelaskan berita soal pembuatan fesyen label Ivanka Trump saat ditemui Tempo di kantornya Jalan Raya Desa Kaliangsanga, Kecamatan Purwadadi, Subang, Kamis, 15 Juni 2017.

Ia tak menampik bahwa perusahaanya pernah memproduksi merek fesyen Ivanka Trump berupa jenis baju atasan dan dress melalui buyer G III. "Itu hanya berlangsung tahun 2016 saja, sekarang mah sudah off," kata Ikram.

Berhentinya produksi fesyen label Ivanka Trump tersebut, ujar Ikram, karena standarnya tinggi dan hasilnya banyak yang dinyatakan cacat. Dari pada perusahaan merugi terus, kata Ikram, order merek Ivanka Trump dihentikan.

Ikram juga menyatakan tak ada investasi dari Ivanka yang ditanamkan di perusahaan yang berbasis di Korea Selatan dan mulai beroperasi di Subang sejak tahun 2008 tersebut. "Sesen pun tidak ada," ucapnya.

Ikram juga menepis ihwal tudingan upah buruh murah di perusahaannya. Sebab, standar pengupasan di pabriknya sama dengan perusahaan lainnya yakni mengikuti aturan Upah Minimum Kabupaten (UMK). "Karena UMK di Subang tahun ini ditetapkan sebesar Rp 2,3 juta per bulan, ya perusahaan kami bayar sebesar itu," tuturnya.

Ikram menegaskan pendapatan per bulan sebanyak 2-3 ribuan karyawan tetap dan karyawan kontrak di perusahaanya bisa lebih besar dari UMK jika dihitung dengan hasil upah lemburnya. "Rata-rata bisa sampai Rp 4 jutaan," kata Ikram.

Menurut dia, jika dibandingkan dengan nilai upah buruh di Cina, mungkin kecil. Tapi, kalau disetarakan dengan India dan Bangladesh atau perusahaan garmen lainnya di Subang, mungkin nilai upah buruh di perusahaannya sudah termasuk bagus.

Perusahaan juga mengklaim memberikan jaminan kesehatan dan hak-hak dasar karyawan lainnya, seperti cuti haid dan melahirkan. Semuanya berjalan normatif. Tidak ada aturan yang dilanggar. Kalau ada yang mengajukan cuti haid diberi waktu dua hari dan yang cuti hamil tiga bulan.

Ihwal adanya tudingan 400 ratusan karyawan kontrak yang diberhentikan secara sepihak, Ikram juga menepisnya. "Kalau yang masa kontraknya habis kemudian kami tidak perpanjang, apa itu melanggar aturan? Kan enggak," katanya.

Dalam waktu hampir bersamaan juga diakui ada sebagian karyawan yang mengundurkan diri dan diluluskan oleh perusahaan. Tetapi, yang mengundurkan diri itu pun tetap diberi "uang pisah" nilainya antara Rp 9 hingga Rp 15 jutaan sesuai usia kerjanya. "Kurang gimana baiknya perusahaan kami," ucapnya.

Ikram juga meyakinkan bahwa di dalam perusahaan tersebut terdapat dua serikat pekerja yakni KASBI dan FSPSI. Tetapi, tidak semua karyawan masuk menjadi anggota kedua serikat pekerja itu. "Yang jadi anggota dua serikat sebagian kecilnya saja," ungkapnya.

Ikram juga memastikan bahwa narasumber yang diwawancarai The Guardian terkait pabrik pembuat label Ivanka Trump bukan karyawan yang bekerja di perusahaannya. "Kami enggak percaya yang diwawancara itu karyawan kami. Apalagi hanya nama samaran dan sama sekali nggak ada namanya," kata Ikram.

NANANG SUTISNA

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

11 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

22 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

31 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

33 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

34 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

34 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya