Sawah Hilang Muncul Lagi, Warga Banaran Bingung Urus Status

Reporter

Rabu, 14 Juni 2017 02:21 WIB

Seorang petani memanen kedelai yang ditanam setahun sekali di ladangnya di Kecamatan Nglendah, Kulonprogo, Yogyakarta, Selasa (25/7). ANTARA/Regina Safri

TEMPO.CO, Yogyakarta - Warga Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo resah karena terancam kehilangan lahannya di tepi Kali Progo. Lahan persawahan di tepi Kali Progo sekitar 150 hektare. "Pada 1980-an sepertiga lahan itu hilang karena air sungai meluap, sekarang muncul lagi,” ujar Djazil Ahmadi, warga Desa Banaran Kulon Progo saat mengadukan persoalan itu ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) DIY di DPRD DIY, Selasa 13 Juni 2017.

Djazil menuturkan, tanah 150 hektare yang mencakup 200 bidang tanah di tepi Kali Progo awalnya dimiliki oleh sekitar 200 kepala keluarga dalam bentuk letter C. Kemudian pada 1970-an saat Kali Progo meluap, sekitar 50 hektare lahan menghilang. Pada 1980, lahan yang hilang itu muncul lagi. Balai Besar Wilayah Sungai Opak (BBWSO) kemudian membangun tanggul jembatan karena mengklaim lahan yang hilang sudah menjadi tanah negara.

“Setelah erupsi Gunung Merapi 2010, di tepian Kali Progo itu terjadi pendangkalan dan lahan bekas milik warga semakin terlihat, namun kami sudah tidak bisa mensertifikatkan karena sudah dianggap milik negara,” ujar Djazil.

Para warga yang tanahnya sempat menghilang itu pun akhirnya membentuk paguyuban Kismo Muncul guna mendapatkan kembali lahan hilang itu. Warga mendesak pemerintah melalui Badan Pertanahan Nasional bisa membantu mensertifikatkan lahan dari status awal Letter C menjadi Surat Hak Milik (SHM).

Djazil menuturkan, dari total 150 hektare lahan setiap keluarga memiliki bukti kepemilikan awal berupa letter C. Warga berharap bukti awal itu bisa diajukan untuk mengusurs sertfikasi lahan menjadi hak milik, walaupun tanah itu sempat menghilang. “Apalagi di bekas lahan yang hilang itu akan dilalui proyek JJLS (Jalur Jalan Lingkar Selatan), kami bisa tidak dapat ganti rugi jika tak bisa mensertfikatkan lahan itu,” ujar Djazil.

Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY, Sukarman menuturkan, telah mengecek bekas lahan yang hilang. “Memang ada bekas tanggul lahan hilang itu dan juga bukti kepemilikan letter C dari warga,” ujarnya. Hanya saja masalahnya, sekarang lahan yang muncul lagi itu berada di dalam area yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai Opak dan diklaim jadi tanah negara.

Kepala Seksi Pemiliharan Data Hak Atas Tanah dan Pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah, BPN Daerah Istimewa Yogyakarta, Miyanta, menuturkan, lahan yang hilang akibat bencana seperti sungai meluap lalu muncul lagi, secara hukum (UU Agraria) hilang hak kepemilikannya dan menjadi milik negara. “Namun, hak penguasaan tanah hilang itu bisa diajukan kembali kepada BPN dengan menunjukkan bukti kepemilikan,” ujarnya.

Miyanta menuturkan, status tanah otomatis menjadi milik negara karena beberapa hal. Pertama akibat bencana/perang, ditelantarkan dalam waktu lama, dan diserahkan pemiliknya secara sukarela. “Tentu saja setelah persoalan klaim dengan Balai Besar Wilayah Sungai Opak clear, permohonan warga bisa ditindaklanjuti, karena sekarang ada dua pihak yang merasa memiliki,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

14 jam lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

23 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

2 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

4 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

4 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

4 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

5 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

6 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya