Kapolri Jenderal Tito Karnavian (tengah) memberikan pengarahan kepada unit "Brimob" sambil memeriksa pasukan saat apel pengamanan menjelang Natal dan perayaan Tahun Baru di Monumen Nasional di Jakarta, 22 Desember 2016. AP/Dita Alangkara
TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengultimatum Kepolisian Daerah Sumatera Barat untuk segera mengusut tuntas kasus main hakim sendiri (persekusi) terhadap dokter Fiera Lovita oleh Front Pembela Islam (FPI) di Solok, Sumatera Barat. Tito mengaku sudah memberikan teguran kepada polisi di sana.
”Untuk Kepolisian di Solok sudah saya tegur. Bahkan sudah saya sampaikan bahwa apabila yang di Solok (kapolres, kapolda) lemah dalam menangani perkara ini, akan saya ganti,” ujar Tito Karnavian setelah menghadiri buka puasa bersama di kediaman dinas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan, Jumat, 2 Juni 2017.
Sebagaimana telah diberitakan, Fiera mendapat serangan dan teror dari sejumlah anggota FPI. Ini terjadi setelah Fiera mengunggah pandangannya soal kasus dugaan pelanggaran Undang-Undang Pornografi yang menjerat imam besar FPI, Rizieq Syihab. Adapun teror yang diterima dokter RSUD Kota Solok itu adalah dia didatangi sejumlah oknum yang mengaku anggota FPI, yang melakukan ancaman.
Akibat ancaman itu, Fiera merasa khawatir akan keselamatannya untuk tinggal di Solok. Ia merasa tidak aman hingga meminta perlindungan kepada polisi. Bahkan ia berencana meninggalkan Kota Solok untuk selama-lamanya karena melihat situasi tidak kunjung kondusif setelah ia meminta maaf kepada FPI.
Tito tidak memberikan tenggat kepada polisi di Solok perihal langkah tegas yang perlu dilakukan Kepolisian Daerah Sumatera Barat ataupun Polres Solok. Dia hanya mengatakan semua polisi harus berani melindungi orang-orang yang mendapat ancaman atau teror dari oknum-oknum yang akan main hakim sendiri atau persekusi.
”Silakan lapor jika merasa terancam, akan kami beri perlindungan. Polisi yang tidak melindungi, akan kami tindak tegas,” ujar Tito mengakhiri.
Secara terpisah, Wakil Kepala Polda Sumatera Barat Brigadir Jenderal Nur Afiah mengklaim kasus Fiera dan FPI sudah selesai lewat perdamaian. Perihal pengakuan Fiera yang merasa tetap mendapat teror setelah meminta maaf, Nur tidak ingin percaya begitu saja. “Makanya kami cari tahu dulu kebenarannya. Kami tak boleh juga main percaya saja,” kata Nur.