Petugas memindahkan seorang pria yang terluka ke rumah sakit setelah ledakan bom mobil di Kabul, Afganistan, 31 Mei 2017. Ledakan itu menghancurkan jendela dan pintu dari sejumlah bangunan yang berjarak ratusan meter. REUTERS/Mohammad Ismail
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengutuk serangan bom mobil di Afganistan, tepatnya yang terjadi di dekat kompleks diplomatik di Kabul pada Rabu, 31 Mei 2017, waktu setempat. Pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyampaikan duka cita mendalam terhadap korban teror tersebut.
"Ledakan bom terjadi sekitar dua kilometer dari Kedutaan Besar RI (KBRI Kabul). Hingga siaran pers ini dikeluarkan, sesuai laporan dari KBRI Kabul, tidak ada informasi adanya korban warga negara Indonesia (WNI)," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, melalui keterangan tertulis, Rabu, 31 Mei.
Dia memastikan bahwa KBRI Kabul terus berkomunikasi dengan otoritas di Afganistan untuk mendapatkan perkembangan informasi. Berdasarkan data KBRI Kabul, saat ini terdapat 26 orang WNI di Kabul.
Gedung KBRI, menurut Arrmanatha Nasir, terkena dampak serangan bom tersebut. "KBRI mengalami kerusakan ringan, terdapat beberapa jendela yang pecah," kata dia.
KBRI Kabul pun terus berkomunikasi dengan para WNI di Kabul, dan mengeluarkan imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan. Para WNI diimbau menghindari wilayah yang dinilai rawan dan terus mengikuti perkembangan situasi.
Bagi warga negara Indonesia yang memerlukan informasi dapat menghubungi nomor hotline KBRI Kabul di + 93797333444 dan +93202201066.