Kematian Harimau Sumatera Diselidiki, Kuburannya Digali Lagi

Reporter

Sabtu, 27 Mei 2017 09:16 WIB

Dokter dan petugas terkait memeriksa kondisi seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) yang sudah dibius, di hutan produktif kawasan perbukitan Timbulun Aia Tajun, Sumatera Barat, 11 Juni 2016. Harimau tersebut masuk perangkap besi milik Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). ANTARA/Masrian

TEMPO.CO, Medan -- Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dengan panjang 160 sentimeter,tinggi 68 sentimeter dan berat sekitar 150 kilogram, ditemukan mati di Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara Kamis, 25 Mei 2017.

Kuat dugaan kematian hewan langka itu sengaja dibunuh warga untuk dijual organ tubuhnya. Namun alasan warga sengaja membunuh harimau tersebut karena masuk ke permukiman dan memangsa hewan ternak.

Baca: Polisi Bengkulu Utara Tangkap 2 Penjual Kulit dan Tulang Harimau

Mayat harimau yang diperkirakan berusia antara 5 hingga 7 tahun berjenis jantan itu sempat dikubur warga. Akhirnya kuburan itu digali lagi oleh petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara bersama petugas Resor BBKSDA Tanjung Balai serta Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera.

Dari foto yang ditunjukkan BBKSDA Sumatera Utara kepada wartawan saat jumpa pers, Jumat petang, 26 Mei 2017 di Medan, terlihat kepala harimau penuh luka seperti kena bacok dan sayatan benda tajam. Badan harimau tembus ditombak dan beberapa organ tubuhnya seperti alat kelamin, kulit kepala dan kumis sudah tidak ada.

Simak: Terobosan, LSM Gandeng MUI Berantas Perburuan Harimau

Pelaksanatugas Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengawetan BBKSDA Sumatera Utara Herbert Aritonang mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan harimau mati pada Kamis, 25 Mei 2017. Mendapat laporan tersebut, petugas BBKSDA dan Resor Tanjung Balai bersama Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera menuju ke lokasi.

"Sesampainya di lokasi, yakni Desa Terang Bulan, warga menolak memberikan informasi. Sempat terjadi ketegangan. Namun dengan jeli petugas berhasil membujuk warga dan membongkar kuburan harimau. Diperkirakan harimau sudah mati dua hari sebelum BBKSDA menggali bangkai harimau," kata Herbert.

Lihat: Lagi, Harimau Sumatera Tewas di Bengkulu

Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera Halasan Tulus menduga harimau mati akibat dibunuh warga. Dari hasil oleh tempat peristiwa, ujar Tulus, ditemukan bukti-bukti bagian tubuh harimau, seperti alat kelamin, kumis dan kulit diambil warga setelah lebih dulu membunuh harimau dengan tombak dan golok.

"Sebelum dibunuh,harimau terlebih dulu terkena jerat babi yang terlihat dari kakinya yang terluka akibat jerat tali baja yang biasa dipakai untuk menjerat babi hutan.Namun luka jeratan itu sudah lama.Kemungkinan harimau lepas dari jeratan beberapa waktu lalu namun kembali lagi ke pemukiman warga karena kelaparan lalu dipergoki warga dan dibunuh."kata Halasan Tulus.

Baca juga: Klinik untuk Harimau Sumatera Dibangun di Bengkulu

Untuk sementara, ujar Tulus, bangkai harimau dievakuasi dari Labuhan Batu ke Medan dan dititipkan sementara disalah satu geleri hewan hasil buruan milik warga Medan. "Agar diawetkan karena sudah mulai membusuk dan mengeluarkan bau. Namun harimau tersebut tetap menjadi barang bukti untuk mejerat pelaku pembunuhan hewan dilindungi," kata Tulus.

Pelaku yang menjerat dan membunuh harimau malang itu, menurut Tulus, akan dijerat dengan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 5/1990 Tentang Melukai, Membunuh dan Memiliki Hewan yang Dilindungi, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.

"Kami akan buru pembunuh harimau. Kepada warga yang menyimpan organ tubuh harimau diimbau menyerahkannya ke Kantor BBKSDA Sumut sebelum akhir bulan ini (Mei). Jika lewat bulan ini, maka sanksi pidana UU Nomor 15/1990 akan kami terapkan," kata Tulus.

SAHAT SIMATUPANG

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

16 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

28 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

33 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

33 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

35 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Pengelolaan Buruk Medan Zoo yang Ditutup Bobby Nasution

41 hari lalu

Pengelolaan Buruk Medan Zoo yang Ditutup Bobby Nasution

Karena Pengelolaan yang Buruk, Bobby Nasution Tutup Medan Zoo

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

44 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

54 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

58 hari lalu

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

59 hari lalu

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya