TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekitar 25 aktivis berunjuk rasa memprotes seniman Sitok Srengenge, yang menggelar pameran lukisan di Langit Art Space, Kamis malam, 18 Mei 2017. Mereka bergabung dalam Aliansi Tolak Buayawan Pelaku Kekerasan Seksual: Sitok Srengenge.
Mereka mengecam penyelenggaraan pameran lukisan karena Sitok dinilai telah melukai korban yang hidup dalam trauma. "Kami menolak segala bentuk pameran Sitok di mana pun dan menuntut Sitok diadili atas kejahatan yang ia lakukan," kata orator aksi, Yasir.
Para aktivis membentangkan spanduk berwarna ungu bertuliskan Aliansi Tolak Buayawan Pelaku Kekerasan Seksual. Mereka juga membawa poster dengan citraan Sitok yang memaksa seorang perempuan. Poster itu bertuliskan dulu seni untuk seni, sekarang seni untuk Sitok. Para aktivis meneriaki Sitok sebagai pemerkosa dan menuntut agar Sitok diadili.
Para demonstran mengecam pembelaan terhadap Sitok atas nama kebebasan seni oleh komunitas seni, galeri, dan penulis seni. Menurut mereka, kasus Sitok yang macet di pengadilan menggambarkan proses hukum yang tidak memihak kepada korban kekerasan seksual.
Sitok dilaporkan dalam kasus pemerkosaan pada November 2013. Sitok dianggap telah memperkosa korban hingga hamil. Namun penyelesaian kasus ini berjalan lamban. Sitok baru ditetapkan menjadi tersangka pada 2014 dengan jerat Pasal 286 tentang Perzinahan dan Pasal 294 tentang Pemerkosaan.
Sitok kembali membantah memperkosa korban. "Kami suka sama suka. Status pemerkosa itu fitnah," kata Sitok.
Ia menyebutkan tidak ada bukti yang menunjukkan dirinya sebagai pemerkosa. Berkas perkaranya enam kali ditolak kejaksaan dengan alasan tidak ada bukti yang kuat. Sitok pun menantang para aktivis untuk membawa bukti-bukti yang menunjukkan ia sebagai pemerkosa.
Tidak hanya di Langit Art Space, keterlibatan Sitok dalam sejumlah pameran di Yogyakarta sebelumnya juga menuai protes. Ia menyebutkan pameran itu sebagai hak asasi dan kebebasan berekspresi, termasuk mencari nafkah.
Pameran tunggal itu dijaga ketat polisi. Budayawan Goenawan Mohamad, yang ditunjuk membuka pameran, batal datang karena terjebak macet parah di Jakarta. Kolektor seni rupa, Syakieb Sungkar, mewakili Goenawan membuka pameran. Dalam pameran itu terlihat sejumlah seniman, di antaranya perupa Djoko Pekik dan seniman Djaduk Ferianto.