Pengurus Jaringan Ulama Muda Nusantara (Jumat) dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017 terkait penolakan khilafah dan rencana menggelar dzikir akbar akhir pekan ini. TEMPO/Ahmad Faiz
Menurut Koordinator Nasional Jumat Hadi Badori, kampanye khilafah dipadukan dengan kekeliruan dalam berdakwah. Akibatnya, timbul ujaran kebencian di kalangan masyarakat.
"Terjadi politisasi atas nama agama yang berujung pada runtuhnya pondasi bangsa. Visi-misi Jumat adalah menjaga dan menjunjung tinggi marwah ulama untuk NKRI," katanya dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017.
Hadi menjelaskan, Zikir untuk Negeri rencananya akan diawali dengan salat subuh berjemaah. Puncak acara baru dilakukan sejak pukul 08.00 hingga menjelang salat Jumat.
Aksi ini akan dihadiri pula oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar dan politikus Partai Kebangkitan Bangsa, Maman Immanulhaq. Meski mengundang politikus, Jumat menampik pihaknya terafiliasi dengan partai atau organisasi kemasyarakatan mana pun. Menurut dia, aksi ini murni bertujuan mendoakan bangsa di tengah berbagai persoalan. "Tidak ada tujuan lain selain berdoa, tanpa embel-embel apa pun. Jadi tidak ada unsur atau maksud lain," tuturnya.
Dia juga mengundang siapa pun untuk hadir dalam acara zikir tersebut. "Kami mengundang siapa pun tanpa melihat atribut," ujarnya. Terkait dengan aksi tersebut, Jumat menyatakan telah mendapatkan izin dari kepolisian. Jumlah peserta diperkirakan mencapai 20 ribu.
Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII
8 Maret 2024
Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII
Enam orang itu meminta Kapolri usut izin acara Metamorfoshow di TMII yang diduga bagian dari HTI.