Sejumlah Biksu melaksanakan prosesi Pindapata atau mengumpulkan sumbangan dari warga di sepanjang jalan Pemuda Kota Magelang, Jateng, 10 Mei 2017. Prosesi Pindapata tersebut dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2561 B.E/2017 yang jatuh pada hari Kamis (11/5) dan dipusatkan di Candi Borobudur. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Denpasar - Tokoh agama Buddha di Denpasar, Bali, Sudiarta Indrajaya, mengingatkan umat untuk menyebarkan rasa cinta kasih guna menjaga toleransi dan kerukunan di antara umat beragama dalam memaknai Hari Raya Waisak 2561.
"Manusia itu tidak bisa hidup sendiri, saling bergantung dan tidak ada yang sama. Untuk itu, cinta kasih harus selalu ada agar kerukunan dan toleransi tercipta," kata Sudiarta Indrajaya, yang juga penasihat Vihara Buddha Sakyamuni, Denpasar, Kamis, 11 Mei 2017.
Menurut Sudiarta, umat yang memiliki rasa cinta kasih dan welas asih akan mampu menghargai sekecil apa pun makna kehidupan di dunia. Selain itu, umat yang memiliki rasa cinta kasih dan welas asih akan merasa bahagia saat memberi atau membantu sesama sebagai dasar dalam keberagaman hidupnya.
Ia berharap umat Buddha tidak hanya merayakan hari keagamaan, melainkan meneladani hal tersebut sesuai dengan tema Waisak tahun ini: "Cinta Kasih Penjaga Kebinekaan".
Menyambut hari raya, umat Buddha di Denpasar melaksanakan meditasi menyongsong detik-detik Waisak mulai pukul 04.30 Wita. Selanjutnya mereka akan melakukan dana makan kepada para biku. Simak pula:Hari Raya Waisak, 678 Narapidana Beragama Buddha Terima Remisi
Ketua panitia waisak Vihara Buddha Sakyamuni, Gana Dhammika Indrajaya, menjelaskan, proses lain yang dilakukan adalah melepas ratusan burung berbagai jenis pada sore hari. "Pelepasan burung tersebut sebagai simbol kedamaian, kebebasan, dan cinta kasih," ucap Gana.