UNESCO Bahas Solusi Kekerasan terhadap Jurnalis

Reporter

Kamis, 4 Mei 2017 23:03 WIB

Director General UNESCO Irina Bokova (kanan) memberikan piagam penghargaan the 2017 UNESCO/Guillermo Cano World Press Freedom Prize kepada jurnalis Dawit Isaak yang diwakilkan putrinya Betlehem Isaak dalam World Press Freedom Day (WPFD) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, 3 Mei 2017. UNESCO memberikan penghargaan kepada jurnalis keturunan Eritrea, Dawit Isaak yang dipenjara dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya atas keberanian dan komitmennya terhadap kebebasan pers. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO, Frank La Rue mengatakan perlunya solusi untuk menekan kekerasan terhadap jurnalis di seluruh dunia.

"Kami meyakini bahwa keamanan jurnalis adalah topik utama dan kami akan mencari solusi bagi permasalahan tersebut," ujar La Rue dalam sebuah sesi pleno "World Press Freedom Day 2017" di Jakarta, Kamis sore 4 Mei 2017.

La Rue menambahkan, peningkatan terhadap jaminan kebebasan pers dalam pelaksanaan di lapangan juga perlu dicari solusinya. Gagasan tersebut, kata La Rue, akan diimplementasikan melalui rencana kerja PBB ihwal keamanan jurnalis.


Baca: Ramos-Horta Sebut Berita Mesti Menginspirasi Pembaca Berbuat Baik

PBB telah mengadopsi sembilan resolusi internasional selama implementasi rencana kerja PBB, ditambah sejumlah pelatihan pembangunan kapasitas dan kampanye pandangan, sebagaimana dilakukan penelitian akademik dan pembagian informasi.

UNESCO menyoroti sejumlah temuan dan permasalahan yang dialami insan pers di kawasan Asia Tenggara. "Untuk ASEAN kami ingin punya mekanisme keamanan bagi pers, tapi di saat yang sama kami juga ingin menjaga kebebasan pers dan jurnalisme. Menurut kami keduanya tidak kalah penting mengingat profesionalisme adalah sebuah kewajiban dalam jurnalistik," tutur La Rue.

Ia berharap pemerintah berkuasa di negara-negara ASEAN dapat mendukung rencana kerja PBB ini. "Faktor politik merupakan faktor penentu keberhasilan rencana kerja ini," La Rue berujar.


Baca: Dewan Pers: Penyebaran Berita Bohong dalam Tahap Serius

Agenda WPFD 2017 bertemakan "Critical Minds for Critical Times" dan berfokus pada upaya memperkuat kebebasan dan kualitas jurnalisme agar membuat media lebih efektif dalam berkontribusi pada pengembangan positif segala bidang. Khususnya pada hubungan antar kebebasan berekspresi, keadilan bagi semua kalangan, perdamaian, dan inklusifitas. Agenda tahunan yang digagas UNESCO tersebut dihadiri lebih dari 1.500 peserta jurnalis, yang 500 di antaranya merupakan jurnalis asing dari 90 negara di dunia.


ANTARA

Berita terkait

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

8 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

1 hari lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

1 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

8 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

9 hari lalu

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO

Baca Selengkapnya

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

10 hari lalu

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

Ada sejumlah hati penting tentang buku dan literasi. Di tingkat internasional, ada hari buku sedunia setiap 23 April

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

11 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

11 hari lalu

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.

Baca Selengkapnya

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

14 hari lalu

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

18 Geopark di Cina dan Eropa Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark Baru

22 hari lalu

18 Geopark di Cina dan Eropa Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark Baru

Geopark apa saja yang termasuk dalam 18 geopark yang ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark baru

Baca Selengkapnya