Kontroversi Cantrang, Nelayan Minta Jokowi Bentuk Tim Independen

Reporter

Kamis, 4 Mei 2017 20:09 WIB

Salah satu nelayan Kota Tegal mengusung poster tuntutan dalam bahasa Tegalan yang artinya "Susi, anda jangan membuat sengsara saya, nelayan cantrang, bisa kualat anda." TEMPO/Dinda Leo Listy

TEMPO.CO, Tegal - Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT) menanggapi keputusan Presiden Jokowi yang menginstruksikan penundaan larangan alat cantrang hingga akhir Desember 2017. Nelayan meminta pemerintah membentuk tim independen untuk menguji apakah cantrang memang merusak alam atau tidak. “Harus ada tim yang benar-benar independen,” kata Ketua PNKT, Susanto, kepada Tempo, Kamis, 4 Mei 2017.

Menurut Susanto, pernyataan bahwa alat tangkap cantrang merusak alam itu hanya berasal dari pihak Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) saja. Sebaliknya, pernyataan cantrang aman berasal dari nalayan. “Selama ini terkesan ada dua kubu yang berbeda persepsi. Nah, sekarang harus dibuktikan apakah cantrang merusak karang lingkungan, sesuai tuduhan KKP,” ujar dia.

Baca juga:
Kontroversi Cantrang, Pengamat Minta Jokowi Pertahankan Larangan

Dia mengatakan, tim itu bisa berasal dari sejumlah unsur, sepeti para pakar, akademisi, dan pemerintah itu sendiri. Bahkan, nelayan siap dilibatkan dalam tim penguji independen ini. “Kami siap dilibatkan,” katanya.

Ihwal pelarangan cantrang ini, nelayan sebenarnya masih berharap alat tangkap tersebut dilegalkan pemerintah. Sebab, untuk beralih ke alat tangkap lain, butuh biaya yang cukup besar hingga ratusan juta. Sementara, para pemilik kapal saat ini masih banyak yang terjerat hutang di bank. “Saat ini jumlah kapal cantrang di Kota Tegal mencapai 600 unit. Ada ribuan orang yang menggantungkan hidup dari kapal-kapal cantang itu,” katanya.

Baca pula:
Kisruh Cantrang, Jokowi Akan Tanya Susi Duduk Perkaranya
Soal Cantrang, PKB Minta Susi Pudjiastuti Dialog dengan Nelayan

Selama masa tunda ini, kata dia, pemerintah harus memberikan jaminan keamanan bagi nelayan kapal cantrang yang sedang melaut. Pasalnya, selama ini ada sebagian pemilik kapal yang tidak memberangkatkan kapalnya lantaran khawatir ditangkap aparat. “Jumlahnya mencapai ratusan kapal. Mereka tidak berani melaut. Akibatnya anak buah kapalnya pada menganggur, dan ada yang berpindah profesi,” katanya.

Salah seorang nalayan kapal cantrang, Tasroni, 32 tahun, mengaku selalu waswas saat sedang berlayar. Penjagaan aparat di tengah laut semakin diperketat. Dia khawatir ditangkap jika salah tempat menjaring ikan. “Pengawasan semakin ketat,” kata dia yang baru saja bersandar di Pelabuhan Jongor, Kota Tegal.

Akibatnya, hasil tangkapan menurun drastis. Sebab, para nelayan sekarang tidak sebebas dulu dengan adanya larangan cantrang ini. Dia berharap, pemerintahan Jokowi memberikan jaminan keamanan untuk para nelayan yang sedang mencari nafkah di laut. “Jangan sampai seperti nelayan asal Brebes dan Tegal yang ditangkap di perairan Sumatera,” katanya.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ

Berita terkait

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

10 menit lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

1 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

1 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

4 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

4 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

5 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

5 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

7 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

8 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

9 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya