Proyek Reklamasi Sumbang Masalah Baru, Persulit Buruh Nelayan

Reporter

Minggu, 30 April 2017 10:46 WIB

Warga Muara Angke yang tergabung dalam Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) deklarasikan tolak reklamasi di depan gedung Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jalan Sentra Primer Baru Timur, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta, 16 Maret 2017. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Solidaritas Perempuan menyatakan proyek reklamasi telah membuat kehidupan buruh nelayan makin sulit, khususnya perempuan. Anggota Komite Aksi Perempuan Luviana mengatakan proyek reklamasi yang terjadi di kawasan pesisir kota besar menjadi penyumbang masalah baru. "Dalam setahun ini di proyek reklamasi ada penggusuran," katanya, di Jakarta, Sabtu, 29 April 2017.

Akibat penggusuran, lanjutnya, banyak buruh nelayan yang kehilangan pekerjaan. Menurut Luviana, kendati mereka mendapatkan hunian baru tapi buruh nelayan yang tinggal di pesisir Jakarta telah kehilangan pekerjaan. "Pindah ke rumah susun tapi tidak bisa jualan karena harus sewa," kata Luviana.

Baca juga:
Dampak Reklamasi Rampas Kehidupan Perempuan Pesisir

Contoh lain seperti yang terjadi di Makassar. Solidaritas Perempuan wilayah Makassar menemukan seorang perempuan yang mengalami penurunan pendapatan. Bila sebelum proyek reklamasi berjalan seorang pencari kerang mengantongi Rp 80.000 sehari, kini mendapatkan Rp 20.000 sehari saja sulit.

Lebih lanjut, Luviana menilai pemerintah tidak memperhitungkan dampak dari proyek reklamasi, khususnya terhadap perempuan. Ia menyatakan bagi perempuan nelayan, ancaman reklamasi berpotensi menambah beban. Keberadaan perempuan di sektor perikanan memberikan sumbangan yang besar. Menurut dia, sambil mengurus keluarga perempuan tetap mengupayakan pendapatan keluarga.

Baca pula:
DPR Tinjau Proyek Reklamasi Teluk Jakarta, Ini Rekomendasinya

Koalisi NGO Soroti Keanehan Konsultasi Publik Reklamasi Jakarta


Tak hanya di reklamasi, Komite Aksi Perempuan menilai di sektor pekerja lainnya persoalan yang menimpa buruh perempuan hingga kini belum terselesaikan. Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika Mutiara Ika menyatakan buruh formal masih rentan terhadap keselamatan kerja dan pelecehan seksual.

Belum lagi soal upah dan waktu kerja yang layak. "Upah rendah semakin menjadi-jadi," kata Ika.

Oleh sebab itu di Hari Buruh 1 Mei nanti, lanjut Ika, Komite Aksi Perempuan yang terdiri dari sejumlah organisasi akan turun ke jalan. Ika menyatakan para buruh akan menuntut Presiden Jokowi yang menjanjikan upah dan kerja yang layak bagi para buruh dan pekerja informal.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

10 September 2019

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim proyek penataan kawasan atau reklamasi Pelabuhan Benoa sudah berjalan sesuai koridor.

Baca Selengkapnya

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.

Baca Selengkapnya

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

14 Juni 2019

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

Gubernur DKI Anies Baswedan menjelaskan alasannya menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan ratusan bangunan di area Pantai Maju (Pulau D) proyek reklamasi

Baca Selengkapnya

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

13 Juni 2019

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

Ruko-ruko di Pulau D atau Pantai Maju di wilayah pulau reklamasi tampak sepi aktivitas.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

27 Februari 2019

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

Kadin Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan telah mengoreksi konstruksi jembatan ke pulau reklamasi.

Baca Selengkapnya

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

11 Desember 2018

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

Staf Khusus Menteri PUPR, Firdaus Ali, mengklaim groundbreaking National Capital Integrated Coastal Development atau tanggul laut mulai tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.

Baca Selengkapnya

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

24 November 2018

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

Anies Baswedan akan mengumumkan nama baru dari tiga pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

24 November 2018

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

Gubernur Anies Baswedan menugaskan Jakarta Propertindo mengelola tiga pulau meski belum ada Perda Reklamasi Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

3 Oktober 2018

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan ada 2 poin perlu diperhatikan Pemprov DKI Jakarta soal revisi raperda reklamasi.

Baca Selengkapnya