WWF Indonesia Ajak Jaga Keseimbangan Ekosistem Kubu di Kalbar

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 26 April 2017 12:06 WIB

Aktris Nadine Chandrawinata saat menghadiri acara Marine Buddies WWF Indonesia, di Jakarta, 3 Maret 2017. Aktris yang sekaligus aktivis lingkungan hidup ini mengajak semua orang yang suka berjalan-jlan untuk menjadi pelancong yang cerdas dan bertanggung jawab. TEMPO/Yola Destria

TEMPO.CO, Pontianak - Lanskap Kubu di Kalimantan Barat merupakan salah satu satu kawasan penting bagi habitat satwa-satwa dilindungi yang menjadikan daerah itu sebagai rumah tinggal mereka, kata Species Officer Landscape Kubu WWF-Indonesia Program Kalbar Dewi Puspitasari.

"Mamalia laut, bekantan, dan bangau storm, adalah jenis-jenis satwa lindung yang menjadikan bentang alam Kubu sebagai rumah tinggal mereka," kata Dewi di Pontianak, Rabu, 26 April 2017.

Menurut dia, dari pendataan keanekaragaman hayati yang dilakukan WWF-Indonesia sejak 2011, tercatat lebih dari 112 jenis burung yang sudah teridentifikasi di Lanskap Kubu yang didominasi oleh sungai dan pesisir. Selain itu, ada pula mamalia, herpet, dan berbagai jenis ikan.

Kondisi hutan mangrove yang baik itu menciptakan ruang hidup yang unik, khususnya bagi satwa-satwa yang membutuhkan ruang, termasuk jenis satwa yang hanya mampu beradaptasi di hutan rawa.

Namun, seiring pemanfaatan lahan dalam bentang alam ini, kegiatan-kegiatan pembukaan lahan dan lainnya menjadi ancaman bagi keberadaan dan kelangsungan hidup mereka. Misalnya, pemanfaatan bakau serta jenis pohon lainnya di area mangrove.

Aktivitas tersebut seharusnya dilakukan secara bijak dengan tidak mengabaikan kearifan lokal dalam menjaga ekosistem mangrove sebagai tempat berkembang biaknya biota laut, dan menjadi benteng terhadap abrasi.

"Jika ada pemanfaatan bakau yang mengabaikan konsep kelestarian, tentu akan menjadi ikutan bagi kegiatan lain seperti penebangan secara sembarangan, yang sudah pasti menimbulkan abrasi," katanya.

Perburuan satwa juga akan berpengaruh pada putusnya rantai makanan sehingga menyebabkan terjadinya overpopulasi bagi jenis lain. Dampak turunannya adalah mengancam pertanian ditingkat lokal.

Perluasan lahan pertanian juga harus mengedepankan prinsip pemanfaatan lahan ramah lingkungan. Misalnya, tidak membakar lahan dan tidak menggunakan pestisida yang berdampak pada pemusnahan jenis tertentu.

Jejak Pesisir Nusantara (JPN), sebuah lembaga yang juga berkomitmen tentang pengelolaan sumber daya alam pesisir ramah lingkungan dan berkelanjutan sering melakukan pendampingan masyarakat di lanskap ini.

"Kita selalu mengajak masyarakat lebih mengutamakan peningkatan pendapatan dengan mengembangkan ekonomi alternatif ketimbang melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak berkelanjutan," kata Yuan, Ketua JPN yang saat ini menjadi mitra kerja WWF Indonesia di Lanskap Kubu.

Menurutnya, pendampingan yang sudah berjalan adalah pengembangan Madu Kelulut dan Madu Bakau. Selain itu, ada pula pelatihan alat tangkap ramah lingkungan serta pelatihan olahan produk jadi hasil perikanan, pendampingan penyusunan Perdes daerah perlindungan laut di tujuh desa.

Selain itu, melakukan pembibitan serta penanaman bakau bersama masyarakat dan anak sekolah sebagai upaya menjaga kawasan mangrove untuk mencegah terjadinya abrasi.

Mangrove di lanskap ini juga merupakan persinggahan burung-burung migrasi dari utara (Asia utara dan Siberia), sebelum mereka melanjutkan tujuan migrasi ke selatan (Australia dan New Zealand), serta arus balik dari selatan ke utara. Fenomena ini terjadi sekali setiap tahun antara Agustus keApril.

Hal ini semakin memperkuat posisi pentingnya lanskap Kubu, tidak hanya sebagai ruang hidup bagi satwa-satwa lokal, juga menjadi penopang hidup bagi jenis-jenis satwa yang bermigrasi.

Abdurahman Al Qadrie dari Kawan Burung Ketapang (KBK) mengatakan keberadaan burung-burung migrasi sangat penting bagi lanskap ini. Begitu pula jenis-jenis lokal yang residen (penetap).

"Banyak jenis dari burung-burung ini sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama jenis raptor yang menjadi pemangsa bagi hama pertanian. Jika terjadi perburuan dan penangkapan yang menyebabkan punahnya jenis-jenis tertentu secara lokal, akan berpengaruh pada produktivitas pertanian," ujar Abdurrahman.

ANTARA

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya