Jokowi Ingin Ibu Kota Dipindah, Pengamat: Harus Ada Penjelasan  

Reporter

Rabu, 26 April 2017 11:46 WIB

Nirwono Joga. Dok. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota, Nirwono Joga, mengatakan pemerintah harus menjelaskan lebih dulu urgensi pemindahan ibu kota dari Jakarta. Wacana pemindahan ibu kota dilontarkan Presiden Joko Widodo. Jokowi ingin ibu kota dipindahkan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Mamuju, Sulawesi Barat, sebagai lokasi yang cocok dijadikan ibu kota.

Baca: Jokowi Ingin Ibu Kota Dipindah ke Palangkaraya, JK Pilih Mamuju

Menurut Nirwono, ada banyak sekali aspek yang harus diperhatikan dalam memindahkan ibu kota sehingga perlu dijelaskan. "Mau dipindahkan karena ancaman bencana atau karena ada teroris, semua itu harus dijelaskan dan kapan akan dilakukan," katanya kepada Tempo saat dihubungi pada Rabu, 26 April 2017.

Nirwono menuturkan pemindahan tersebut akan membuat masyarakat berebut agar ibu kota negara dipindahkan ke daerah-daerah mereka. Dia mengkhawatirkan hal ini akan menjadi perdebatan di tengah sensitivitas antarmasyarakat yang sedang tinggi. "Orang Sumatera pasti ingin dipindahkan ke Sumatera, orang Sulawesi juga begitu, orang Kalimantan juga meminta hal yang sama," ucapnya.

Menurut Nirwono, pemerintah juga harus menjelaskan apakah yang akan dipindahkan hanyalah pusat pemerintahan atau beserta pusat perekonomian. Dia melihat penjelasan akan tujuan pemindahan ibu kota harus dijelaskan karena sesuai dengan kriteria di dunia internasional.

Baca: Jusuf Kalla Sebut 2 Alasan Pemindahan Ibu Kota Tidak Gampang

Setidaknya, ada lima kriteria ibu kota di dunia internasional. Pertama, apa tujuan suatu tempat dijadikan ibu kota. Dia mencontohkan pemindahan ibu kota Australia dari Melbourne ke Canberra, yang letaknya berada di tengah antara Melbourne dan Sydney.

Nirwono mengungkapkan pemindahan tersebut dimulai dari tanah yang kosong, sedangkan Palangkaraya ataupun Mamuju merupakan kota yang sudah ada dan hanya tinggal ditingkatkan. "Kalau Palangkaraya, saat era Presiden Soekarno memang tanah kosong," tuturnya.

Kriteria kedua adalah pemilihan lokasi yang pas. Alasannya, pemilihan lokasi terkait dengan biaya pembangunan ibu kota baru. Semakin dekat dengan Jakarta, kata Norwono, maka biaya pembangunan semakin kecil. "Di luar Jawa, biaya akan membengkak, dari biaya konstruksi dan lain-lain," ujarnya.

Baca: Palangkaraya Jadi Ibu Kota: Dari Bung Karno Hingga Jokowi

Kriteria ketiga adalah lokasi ibu kota harus bebas dari ancaman banjir dan bencana alam lain. Palangkaraya, kata Nirwono, sudah tak cocok lagi karena di sana pernah banjir, dan kalau ada kebakaran hutan, daerah itu juga terdampak asap.

Berikutnya adalah ibu kota baru harus terintegrasi dengan jaringan infrastruktur yang ada di sekitarnya. Terakhir, kapasitas daya dukung lingkungan di lokasi calon ibu kota baru. Daya dukung ini berkaitan dengan kondisi air dan pangan di daerah itu. "Kota itu jangan sampai penduduknya melebihi kondisi daya dukung lingkungannya," tuturnya.

DIKO OKTARA

Berita terkait

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

24 menit lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

37 menit lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

3 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

3 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

4 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

4 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

6 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

7 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

8 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

8 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya