Jusuf Kalla: Polisi Serius, Tak Perlu TPF Kasus Novel Baswedan

Reporter

Selasa, 25 April 2017 20:31 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi istri Mufidah Jusuf Kalla dan cucu berjalan menuju tempat pemungutan suara untuk memberikan suara pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di TPS 3 Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (19/4. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini kepolisian serius dalam mengusut kasus penyiraman air keras pada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Karena itu desakan penggiat antikorupsi agar pemerintah membentuk Tim Pencari Fakta dianggap tidak perlu.

"Kita percayakan dengan kepolisian. Saya yakin kepolisian itu serius," kata Kalla, Selasa, 25 April 2017, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.

Baca juga: Kabar Kesehatan Novel Baswedan, 13 Hari dalam Perawatan

Kalla mengatakan Novel yang kini menjadi penyidik di KPK adalah mantan polisi. Karena itu, kepolisian juga pasti punya kepentingan membela bekas perwiranya.

Novel disiram air keras pada Selasa, 11 April 2017, saat pulang dari masjid selepas salat subuh berjamaah di dekat kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Timur. Siraman itu mengenai wajah dan kedua mata Novel, sehingga membuatnya harus dirawat. Banyak pihak menduga siraman air keras itu terkait kasus besar yang sedang ditangani Novel, misalnya kasus dugaan korupsi e-KTP.

Presiden Joko Widodo mengatakan penyiraman air keras tersebut adalah tindakan brutal. Dia meminta kepolisian segera menangkap pelaku penyiraman. Kini setelah dua pekan, kepolisian belum menangkap pelaku penyiraman tersebut. Ini membuat penggiat antikorupsi menuntut pemerintah membentuk TPF.

Menurut Kalla, sebenarnya ada perkembangan dalam dua pekan penanganan, meskipun perkembangan itu dikoreksi. Tapi dia yakin kepolisian bekerja profesional dan masih sanggup meyelesaikan kasus itu.

Bahwa ada pihak yang memantau perkembangan kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan, Kalla mempersilakan saja. Apalagi, ada Kompolnas yang bertugas memantau kinerja kepolisian. "Biar Kompolnas yang memantau. Kompolnas itu sama saja dengan independen, karena dipilih oleh DPR dan dari masyrarakat. Sudah ada mekanismenyalah," kata Kalla.

AMIRULLAH SUHADA

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

7 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

9 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

17 hari lalu

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

19 hari lalu

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

21 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

25 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

26 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

27 hari lalu

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

Direktur Polairud Polda Malut membantah bahwa kapal pengangkut minyak milik mereka ditangkap KRI milik TNI AL. Berbuntut penganiayaan jurnalis.

Baca Selengkapnya

Pedagang Bensin Eceran di Bintaro Dibacok di Jalan, Diduga Persaingan Bisnis

27 hari lalu

Pedagang Bensin Eceran di Bintaro Dibacok di Jalan, Diduga Persaingan Bisnis

Kapolsek memastikan polisi telah mengantongi identitas pelaku pembacokan di Bintaro Sektor 9 itu.

Baca Selengkapnya