MUI Minta Polisi Usut Pemaki Gubernur NTB Zainul Majdi

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 17 April 2017 07:29 WIB

Surat Pernyataan Maaf dari Steven kepada Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi setelah melakukan tindakan tidak menyenangkan dan melecehkannya di Bandara Changi, Minggu, 9 April 2017. Istimewa

TEMPO.CO, Mataram - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Barat berharap kepolisian mengusut kasus dugaan penghinaan yang menimpa Gubernur TGH Muhammad Zainul Majdi. Gubernur NTB ini diteriaki dan dimaki Steven Hadi Suryo saat berada di Bandara Changi Singapura.

"Dari rapat bersama seluruh perwakilan ormas (organisasi kemasyarakatan) Islam yang ada di NTB, kami membuat pernyataan sikap yang menginginkan pihak kepolisian menindaklanjuti persoalan ini hingga tuntas," kata Sekretaris MUI NTB Abdul Rahman Kuling di Mataram, Minggu, 16 April 2017.

Baca: Dimaki di Bandara Changi Singapura, Gubernur NTB Memilih Sabar

Surat pernyataan sikap tersebut, kata Kuling, telah diserahkan kepada Kepala Polda NTB Brigadir Jenderal Firli di Rumah Langko Mataram. Acara pertemuan itu dihadiri sejumlah perwakilan ormas besar yang ada di NTB, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Nahdlatul Wathan (NW) Pancor, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Kuling mengatakan persoalan ini harus segera ditindaklanjuti agar masyarakat tenang. Menurut Kuling, dugaan penghinaan dilontarkan Steven kepada Gubernur NTB saat antre check-in di Bandara Changi Singapura. "Kami melihat masalah ini bukan kategori delik aduan, tapi delik pidana. Secara otomatis, kepolisian harus menyelidikinya," ujar Kuling.

Baca: Reaksi Netizen setelah Gubernur NTB Dimaki di Bandara Changi

Gubernur Zainul mengaku kaget dan terhenyak sewaktu mendengarkan teriakan Steven yang menuduh dirinya menyerobot antrean check in pesawat Batik Air di Bandara Changi pada Ahad, 9 April 2017 sore. Waktu itu, ia hendak pulang setelah menjenguk putrinya di Singapura.

"Saya dan istri mengucapkan istigfar (doa mohon ampun) saja," kata Zainul saat ditemui sebelum pelepasan peserta Etape 4 Tour de Lombok Mandalika di Islamic Center Nusa Tenggara Barat, Ahad, 16 April 2017.

Menurut Zainul, istrinya juga merasa kaget saat itu. "Istri saya terhenyak dan terkejut. Kok, bisa mengeluarkan kata buruk. Kami berdua saling mengingatkan dan istigfar," ujarnya. "Sabar, Bu," ucap Zainul kepada istrinya saat itu.

Simak:
Gubernur NTB Memaafkan Pemuda yang Memakinya di Bandara Changi

Steven telah meminta maaf kepada Zainul. Permintaan maaf itu dituangkan dalam pernyataan di atas kertas bermeterai Rp 6.000 dan diteken pada Minggu, 9 April 2017. Surat pernyataan itu telah beredar di media sosial.

Steven juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Zainul yang tidak melanjutkan tindakannya ke proses hukum. "Saya telah menyadari kata-kata saya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945. Saya berjanji tidak akan mengucapkan lagi kata-kata yang dapat menimbulkan keretakan persatuan bangsa," ujarnya.

ANTARA | SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

40 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

42 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

44 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

45 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

47 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya