Kasus Dimaki-maki di Bandara Changi, Gubernur NTB Memilih Sabar

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 16 April 2017 18:13 WIB

Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi. ANTARA FOTO/Kemenlu-Suwandy

TEMPO.CO, Mataram - Kejadian yang menimpa Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dimaki Steven Hadisurya Sulistyo saat antre di Bandara Changi, Ahad, 9 April 2017 menjadi pembicaraan hangat di sosial media. Netizen mencela perbuatan Steven yang mengeluarkan kata-kata tak pantas kepada Tuan Guru Bajang itu.

Zainul Majdi mengaku kaget dan terhenyak sewaktu mendengarkan teriakan Steven Hadi Suryo yang menuduh dirinya menyerobot antrian check in pesawat Batik Air di Changi, Singapura. Ia waktu itu pulang menjenguk putrinya yang berada di Singapura.
Baca : Gubernur NTB Dimaki di Bandara Changi, Netizen Bereaksi Keras

'Saya dan istri mengucapkan istighfar saja,' kata Zainul Majdi sewaktu ditemui sebelum pelepasan peserta Etape 4 Tour de Lombok Mandalika yang berada di selatan Islamic Center Nusa Tenggara Barat, Ahad 16 April 2017 pagi.

Menurutnya, istrinya, Erica terhenyak menghadapi Steven Hadisurya Sulistyo yang berteriak di lingkungan yang diyakini banyak yang mengerti bahasa Melayu. 'Istri saya terhenyak terkejut bisa dia kok bisa mengeluarkan kata buruk dengan suara keras,' ujarnya. Karenanya, ia berulang sudah mengingatkan cukup jangan terus berteriak begitu tapi terus. 'Kami berdua saling mengingatkan istighfar. Sabar bu,' ucapnya menggambarkan suasana waktu itu.

Ia berpendapat orang-orang di Singapura itu melihat kok orang Indonesia seperti itu. 'Semua petugas counter di sekitar melihatnya,' katanya. Steven Hadisurya Sulistyo sudah dicegah agar tidak melanjutkan teriakannya. 'Cukup jangan begitu tapi dia terus bicara. Tidak banyak orang yang antri tapi suaranya keras dan berulang-ulang,' ujarnya kemudian.
Simak pula : Ricuh Tablig Akbar, Massa HTI dan Banser GP Ansor Bentrok di Makassar

Dikatakan, dalam situasi apapun harus ada nilai yang dipegang. pertama nilai agama, kebangsaan dan kemanusiaan. Semua nilai itu untuk merespon secara proporsional. Zainul Majdi berharap yang paling penting pembelajaran. 'Bahwa kita harus benar tulus, jangan merasa lebih dari kelompok yang lain dan dimaknakan bentuk rasisme,' ucapnya.

Ia meminta seluruh komunitas di Indonesia harus menunjukkan dengan nyata ketulusan bersaudara. Juga di dalam kelompoknya sendiri ditumbuh kembangkan menghormati yang lain. 'Jangan ada yang merendahkan . 'Sesuai keinginan Presiden untuk membangun revolusi mental, kaitan dengan peristiwa itu konkritnya inklusifitas. bukan eksklusifitas,' katanya.

Kemudian, menanggapi kemarahan warganya, ia meminta diarahkan kemarahan kepada yang posistif. 'Ada ruang proses hukum walaupun memaafkan. Ada ruang yang harus ditempuh dengan cara yang baik. Tidak boleh ada anarkisme,' ujarnya.

SUPRIYANTHO KHAFID


Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

34 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

37 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

38 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

40 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

41 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

53 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

58 hari lalu

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

58 hari lalu

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya