Seorang anak duduk sambil mengusap air hujan di wajahnya saat mengikuti Aksi Damai Bela Islam yang di gelar oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) cabang Malang di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, 2 Desember 2016. Mereka menuntut pihak kepolisian untuk segera menangkap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama . TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Makassar - Tablig akbar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bertajuk Masirah Panji Rasulullah di Lapangan Karebosi dan Menara Bosowa, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Ahad, 16 April 2017, akhirnya dibubarkan aparat polisi.
Alasan pembubaran itu karena pihak kepolisian tidak mengeluarkan izin resmi terkait dengan kegiatan tersebut termasuk mendapat penolakan dari organisasi kemasyarakatan (ormas) lain karena ideologi khalifah tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
"Kami tidak ingin terjadi benturan dan berujung konflik nantinya. Bukan hanya Makassar, daerah lainnya juga ditolak kegiatan sejenis ini. Kami berharap tidak sampai terjadi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Komisaris Besar Dicky Sondani di sela pengamanan Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Ahad, 16 April 2017.
Dicky menjelaskan, dalam aturan undang-undang harus ada penanggung jawab, tapi dari ormas HTI tidak mampu diberikan. Sehingga polisi berkewajiban untuk melakukan pelarangan agar konflik tidak terjadi.
"Kemarin sudah ada benih konfik, Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) akan menghalau bila tablig akbar itu tetap digelar, makanya kita mengamankan jangan sampai ada benturan antaragama. Kasihan warga kota bila konflik itu terjadi, sehingga harus dicegah," katanya memaparkan.
Seperti diketahui, aksi tablig akbar oleh massa HTI yang rencananya digelar di Lapangan Karebosi, Makassar, memantik keributan.
Ormas Hizbut Tahrir tetap ngotot melakukan tablig akbar di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar. Akibatnya nyaris terjadi bentrok massal dengan puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) pada pukul 10.54 Wita.
Saat ribuan anggota HTI mencoba melakukan orasi, terlihat ratusan anggota Banser Ansor yang lengkap dengan pakaian militernya mencoba menghadang. Begitu pula dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang juga turut menghalau kelompok HTI.
Terjadilah saling dorong, dan kondisi makin memanas ketika massa HTI tetap mempertahankan umbul-umbulnya dan berteriak, "Khilafah." Bentrok lebih jauh berhasil diredam setelah kedua komandan dari kedua ormas menarik massanya masing-masing.
Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII
57 hari lalu
Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII
Enam orang itu meminta Kapolri usut izin acara Metamorfoshow di TMII yang diduga bagian dari HTI.