Puluhan mahasiswa di Bali yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Denpasar melakukan aksi unjuk rasa di depan Mapolda Bali untuk menuntut pengungkapan pelaku kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, 13 April 2017. BRAM SETIAWAN
TEMPO.CO, Denpasar - Teror penyiraman air keras yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menimbulkan reaksi dari kalangan mahasiswa. Di Bali, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Denpasar berunjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah Bali menuntut pihak kepolisian segera menemukan pelaku teror itu.
"Kami di sini ingin berbicara kebenaran. Jangan takut oleh intimidasi dan teror yang ingin melemahkan semangat berjuang KPK." kata Umbu Aden, mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Warmadewa, dalam orasinya, Kamis, 13 April 2017. "Penyidik KPK diteror. Ada upaya dari tikus-tikus berdasi yang ingin kasus mereka tidak terungkap."
Unjuk rasa itu juga menampilkan aksi teatrikal penyiraman air keras terhadap Novel. Para mahasiswa juga menyanyikan lagu grup musik grunge asal Bali, Navicula, yang berjudul Mafia Hukum. "Konsep ini sebagai gambaran betapa keji penyiraman (air keras) itu, agar kepolisian segera mengusut tuntas, menangkap, dan mengungkap otak dari teror terhadap Novel Baswedan," ujar koordinator aksi, Alyu Prayitno Umbu Makaborang.
Alyu menjelaskan, aksi ini direncanakan satu hari setelah muncul banyak pemberitaan di media terkait dengan teror penyiraman air keras terhadap Novel. "Kami langsung berkumpul dan berdiskusi terkait dengan aksi ini. Novel Baswedan adalah penyidik KPK yang berintegritas," tuturnya.
Puluhan mahasiswa GMKI Denpasar itu berasal dari berbagai perguruan tinggi di Bali, di antaranya Universitas Warmadewa, Universitas Pendidikan Nasional, Universitas Udayana, Universitas Dhyana Pura, Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Saraswati, dan Universitas Dwijendra.
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal saat pulang setelah melakukan salat subuh berjemaah di masjid sekitar rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa lalu. Air keras itu mengenai wajah dan mata Novel.