Tan Malaka Terkenal di Dunia Penyamaran

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 28 Maret 2017 05:25 WIB

Tan Malaka, Bapak Republik yang Dilupakan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan asal Belanda Harry A Poeze menilai Tan Malaka memiliki 14 karakter dan dikenal dunia internasional sebagai tokoh yang berhasil melakukan penyamaran di sejumlah negara selama 20 tahun.

Baca juga: Kejadian Mistis saat Makam Tan Malaka Dipindahkan

"Tan Malaka dikenal sebagai pemikir, aktivis, gerilyawan, diplomat, hingga dituduh sebagai mata-mata," kata Harry A Poeze pada diskusi publik "Pemikiran dan Perjuangan Tan Malaka" di Gedung MPR/DPR/DPD RI di Jakarta, Senin, 27 Maret 2017.

Menurut Harry A Poeze, Tan Malaka setelah selama sekitar 20 tahun mengembara, di Asia dan Rusia, kembali ke Indonesia pada 1942.

Setelah kembali ke Indonesia, katanya, Tan Malaka yang menjadi tokoh pelarian tetap menyamar dengan menggunakan beberapa nama.

Sejarawan dari Universitas Indonesia, Mohammad Iskandar menilai, Tan Malaka adalah pejuang yang kesepian dan tokoh misterius.

Tan Malaka dalam perjuangannya, kata dia, berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya dan dari suatu negara ke negara lainnya, dengan berganti-ganti-nama.

"Kelebihan Tan Malaka adalah mengusai sejumlah bahasa dan menggunakannya secara fasih," katanya.

Pada saat Tan Malaka tinggal di Banten, dia menggunakan nama Ilyas Husein.

Seorang keturunan Tan Malaka, Hengky Novaron Arsil mengatakan, Tan Malaka lahir di Nagari Pandan Gadang, Sumatera Barat, pada 1894.

Menurut dia, Tan Malaka kecil hidup dalam keluarga yang relijius, tapi gemar bermain layang-layang dan sepak bola.

Tan Malaka yang di kampungnya bernama Ibrahim, kata dia, dikenal sebagai anak yang cerdas tapi nakal.

Baca juga: Duplikat Makan Tan Malaka Dibuat di Kam;pung Kelahirannya

"Pada usia 16 tahun, Tan Malaka sudah hafal Al Quran, dan mendapat beasiswa untuk belajar di sekolah guru Fort De Kock di Bukittinggi, tempat sekolah anak-anak priyayi," katanya.

Tan Malaka kemudian melanjutkan pendidikan ke Belanda. "Di Belanda, Tan banyak belajar soal politik," katanya.

Hengku juga mengakui, memiliki pemikiran yang revolusioner dan mengembara dari satu negara ke negara lainnya, selama 20 tahun, pada 1922-1942, dengan menyamar.

Menurut dia, Tan Malaka sukses dalam penyamarannya menggunakan 23 nama berbeda, karena fasih menggunakan sejumlah bahasa, baik bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Rusia, Fipilina, dan bahasa lainnya.

ANTARA

Berita terkait

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

1 jam lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

18 Februari 2024

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

14 Januari 2024

Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

Mengingat pentingnya sejarah itu, Hasto mengungkap pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam

Baca Selengkapnya

Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

11 Januari 2024

Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda terhadap literasi digital dan sejarah.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

26 Desember 2023

Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru melalui sejarah yang panjang. Berikut ini alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

22 Desember 2023

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

Sejarah Hari Ibu 22 Desember berawal dari Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 hingga mencetuskan para perempuan untuk menyatukan diri.

Baca Selengkapnya

Inilah 3 Alasan Persib Bandung Ubah Hari Lahir Klub

22 Desember 2023

Inilah 3 Alasan Persib Bandung Ubah Hari Lahir Klub

Berikut adalah alasan Persib Bandung mengubah tanggal lahirnya menjadi 5 Januari 1919.

Baca Selengkapnya

6 Hal Seru yang Bisa Dilakukan di Hanoi Vietnam, Menjelajah Danau dan Mencicipi Kopi Telur

26 November 2023

6 Hal Seru yang Bisa Dilakukan di Hanoi Vietnam, Menjelajah Danau dan Mencicipi Kopi Telur

Berlayarlah di sepanjang Teluk Halong atau lakukan perjalanan sehari ke Provinsi Ninh Binh untuk menjelajahi gua selama berkunjung ke Hanoi Vietnam.

Baca Selengkapnya