Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah (kanan) dan Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira, memberikan keterangan kepada awak media terkait persiapan HUT ke-44 PDI Perjuangan, di Gedung DPP PDIP, Jakarta, 9 Januari 2017. Peringatan ulang tahun PDIP tersebut dilaksanakan pada Selasa (10/11) dengan mengangkat Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta mengajak seluruh elemen bangsa menjaga Pancasila UUD 1945, Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Bandung - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) enggan tergesa-gesa menentukan calon dalam pemilihan Gubernur Provinsi Jawa Barat pada 2018 mendatang. "Pada Mei nanti, kami baru buka penjaringan untuk calon Gubernur Jawa Barat," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Andreas Hugo Pareira kepada wartawan di Bandung, Kamis, 23 Maret 2017.
Andreas mengatakan kriteria calon gubernur ideal yang akan diusung partai "moncong putih" itu setidaknya harus memiliki modal sosial cukup bagus, yang dibuktikan dengan elektabilitas, dan modal politik yang tidak kalah dari kandidat lain.
"Artinya, tingkat penerimaan publik buat seorang kandidat menjadi penting dan itu diukur dari elektabilitas. Namun bukan hanya itu, dukungan partai politik harus sejalan dengan modal sosial," kata Andreas.
Dengan kata lain, ucap dia, sinergi antara nama besar kandidat dengan modal politik harus berbarengan agar calon yang diusung menang. "Mesin partai dan dukungan publik (harus) berjalan (berbarengan). Nah, itu akan menjadi akselerasi yang luar biasa," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, peta politik di Jawa Barat dalam bursa pemilihan gubernur mendatang belum terlalu banyak perubahan signifikan. Sebab, partai politik belum menentukan pilihan untuk menggaet kandidat calon.
"Kita akui dinamika ini bisa cepat berubah sehingga waktu yang tepat untuk memutuskan itu (calon gubernur) juga penting," kata ucapnya.