Jusuf Kalla Prihatin Terjadinya Serangan Teror di London

Reporter

Kamis, 23 Maret 2017 20:07 WIB

Sejumlah orang menghampiri seorang pria yang terluka dalam insiden penembakan di Jembatan Westminster di London, 22 Maret 2017. REUTERS/Toby Melville

TEMPO.CO, Bangkok - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan keprihatinannya atas terjadinya serangan teroris di London, Inggris. Serangan itu menewaskan empat orang dan melukai sekitar 40 orang. "Kami turut prihatin dengan kejadian tersebut. Radikalisme atau orang marah seperti itu ada di mana-mana sekarang," ujar Jusuf di Bangkok, Thailand, Kamis, 23 Maret 2017.

London mendapat serangan teror pada Rabu waktu Inggris. Serangan pertama dilakukan dalam bentuk mobil berkecepatan tinggi yang menerabas kerumunan orang di dekat jembatan Westminster, dekat Big Ben. Adapun serangan kedua dilakukan di depan gerbang Gedung Parlemen Inggris seusai mobil ditabrakkan ke pagar gedung.

Baca: Pelaku Teror London Berwajah Asia, Berjanggut, Usia 40-an

Serangan ini terjadi setahun setelah teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membunuh 32 orang dalam serangan ganda di Kota Brussels, Belgia. Di sisi lain, setahun setelah serangkaian serangan mematikan di Eropa, Inggris tak pernah menjadi sasaran.

Gedung parlemen terpaksa ditutup selama beberapa jam akibat serangan ini. Para wakil rakyat diungsikan ke dekat Westminster Abbey dan kantor pusat Kepolisian Metro London.

Kalla mengaku belum mendapat laporan lengkap dari KBRI di London perihal serangan tersebut. Oleh karenanya, dia pun masih tak yakin apakah serangan di London sebagai bentuk radikalisme atau kemarahan orang biasa.

Simak: Teror London, Tindakan Spontan Anggota Parlemen Ini Raih Pujian

"Ada banyak motif. Seperti di Paris, kan mereka ternyata orang yang mabuk, suka minum. Jadi, saya belum paham radikalismenya di mana," ujarnya.

Ia juga beranggapan serangan bisa saja karena kemarahan akibat situasi di Timur Tengah yang tak kunjung mereda. Jika orang sudah marah, apalagi berada di negara yang terus dirundung konflik, lama-kelamaan akan melakukan tindakan yang tak terduga.

"Ya kalau di Timur Tengah bom terus, ini mereka juga marah. Timbul sentimennya, negaranya rusak. Marah juga. Negara besar harus memperhatikan itu juga," ujarnya.

ISTMAN M.P.

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

21 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

5 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

6 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

11 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya