Warga mengambil air bersih di bak penampungan yang terletak di Kampung Pulerejo, Klaten, Jawa Tengah, 7 Agustus 2015. Bantuan air bersih dari pemerintah desa setempat dan PMI sudah dilakukan sejak sumur-sumur warga mengering sebulan yang lalu. TEMPO/Pius Erlangga
TEMPO.CO, Klaten - Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki badan usaha milik desa (BUMDes) yang mengelola jaringan air bersih untuk masyarakatnya.
“Setelah dua tahun berfokus pada pembangunan infrastruktur, pada 2009 kami mulai berkonsentrasi pada pemberdayaan masyarakat. Kami ingin punya badan usaha milik pemerintah tingkat desa yang fokus mengelola sektor-sektor tertentu,” kata Kepala Desa Ponggok Junaedi Mulyono saat ditemui Tempo pada Rabu, 15 Maret 2017.
BUMDes itu dinamai Tirta Mandiri. Salah satu unit usahanya adalah mengelola jaringan air besih desa. Modal awal BUMDes Tirta Mandiri sebesar Rp 100 juta. Dana hibah dari Desa Ponggok itu dikelola untuk kredit bunga rendah demi mencegah masuknya renternir. Sebanyak Rp 70 juta langsung digunakan untuk melunasi dan memindahkan pinjaman warga dari renternir ke BUMDes.
Modal BUMDes Tirta Mandiri lainnya juga datang dari pemerintah. “Ada bantuan dari Kimpraswil (Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah) Jawa Tengah Rp 250 juta,” kata Junaedi. Dari modal itu dikembangkanlah unit usaha yang membangun jaringan pipa air ke rumah-rumah penduduk untuk menyalurkan air dari Umbul Ponggok yang telah melalui proses penyaringan. Saat ini, pelanggan air bersih BUMDes sekitar 350 keluarga dari total 609 keluarga di Desa Ponggok.
Sebelum ada unit usaha jaringan air bersih, warga biasa menggunakan sumur atau langsung mengambil dari Umbul Ponggok. Karena air berlimpah, tidak sedikit warga yang memasang pipa tanpa keran sehingga air mengucur nonstop 24 jam.
Selain menjamin kelayakan air yang dikonsumsi, Junaedi berujar, BUMDes juga bertujuan menanamkan kesadaran pentingnya menghemat air. “Karena dipungut retribusi, warga jadi lebih bijak menggunakan air,” kata Junaedi. Harga air bersih BUMDes terbilang murah. Tiap 1-15 kubik air bersih, pelanggan hanya dikenai Rp 6.000 per bulan. Jika kebutuhan per bulan lebih dari 15 kubik, tarifnya Rp 600 per kubik.
“Untuk perbandingan, tarif air PDAM Klaten pada 2016 berkisar Rp 20.000-Rp 30.000 untuk 1-10 kubik per bulan. Makanya warga Ponggok tidak ada yang pakai PDAM,” ujar Junaedi sambil tersenyum.
Tahun ini, Pemerintah Desa Ponggok menambah jaringan air bersih baru di Dusun Umbulsari yang sumbernya dari Umbul Sigedang. Namun, usaha penyaluran air bersih itu sementara masih dikelola panitia dari warga setempat alias belum di bawah naungan BUMDes Tirta Mandiri.