Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berkala hitam dan mengenakan ikat kepala putih, menghadiahkan sebuah patung Harimau Sancang untuk dijadikan pengganti patung "Harimau Lucu" di markas Koramil Cisewu, Garut, 19 Maret 2017. Humas Pemkab
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Jawa Barat tidak akan terburu-buru mendeklarasikan gubernur yang akan diusung dalam pemilihan kepala daerah 2018. "Waktunya masih jauh," kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi saat dihubungi Tempo, Rabu, 22 Maret 2017.
Menurut Dedi, partainya baru akan mendeklarasikan nama bakal calon gubernur menjelang masa pendaftaran. "Atau bahkan pas saat pendaftaran.” Jika pilkada digelar Juni, Golkar akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada Januari.
Menurut Bupati Purwakarta itu, deklarasi bakal calon itu bukan ritual yang harus dilaksanakan. "Deklarasi itu kan ikrar yang sederhana. Ibarat tunangan,” ucapnya. Sekarang, ujar Dedi, ikrar bahkan bisa dilakukan melalui media sosial.
Waktu yang cukup panjang itu akan digunakan untuk komunikasi, koordinasi, dan konsolidasi internal partai, termasuk membahas membicarakan koalisi dengan partai lain. Di internal partai, Golkar akan mematangkan dan menetapkan kadernya untuk menjadi calon wali kota dan bupati. Setelah menetapkan calon wali kota dan bupati, Golkar akan menetapkan calon gubernurnya. "Rencana kami seperti itu," ujar Dedi.
Soal koalisi, tutur dia, masih sangat terbuka lebar dengan partai mana pun yang kini memiliki perwakilan di parlemen Jawa Barat, kecuali dengan Partai NasDem yang sudah mendeklarasikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon gubernurnya. “Semua partai memiliki kader terbaiknya untuk ikut dalam kontestasi pilkada Jawa Barat.”