Peserta Unjuk Rasa Meninggal, Teten: Jangan Nyemen Lagilah  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Rabu, 22 Maret 2017 01:46 WIB

Seorang petani Pegunungan Kendeng menunjukkan kakinya yang dipasung dengan semen saat menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, 14 Maret 2017. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki menyatakan duka cita atas meninggalnya Patmi, petani Kendeng yang berunjuk rasa di depan Istana Negara dengan menyemen kaki. Meski kemungkinan besar penyebab kematian karena serangan jantung, Teten mengimbau agar penyampaian pendapat dilakukan dengan cara yang tak membahayakan keselamatan.

"Tim saya ‎sudah bantu urus. Ya, berduka cita. Jantung, yah, kemungkinan juga faktor capek. Tapi memang kami imbau, kalau mau menyampaikan pendapat dan aspirasi, aksinya jangan mengambil risiko pada keselamatan," kata Teten di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2017.

Petani Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, menggelar unjuk rasa di depan Istana Negara untuk menolak pembangunan pabrik semen di Rembang. Aksi protes mereka lakukan dengan memasung kaki menggunakan semen. Salah satu pesertanya adalah Patmi. Perempuan 48 tahun itu meninggal setelah beberapa jam ikut menyemen kaki pada Senin lalu.

Saat unjuk rasa itu digelar, ada perwakilan petani Kendeng yang diterima Teten Masduki. Seusai pertemuan, ada petani yang tetap melanjutkan aksi semen kaki, ada pula yang pulang ke kampung halaman. Patmi termasuk yang pulang.

Baca: Patmi, Petani Kendeng Peserta Aksi Dipasung Semen Meninggal

Namun, pada Selasa dinihari, saat di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI), Patmi mengeluh kurang enak badan. Kemudian dia kejang-kejang dan muntah. Dia pun dilarikan ke Rumah Sakit Saint Carolus, Salemba. Namun dia meninggal sebelum sampai di rumah sakit.

Teten mengatakan pihaknya telah menerima perwakilan peserta aksi semen kaki. Tuntutan mereka pun sudah masuk dalam rekomendasi. Dia berharap Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) soal pabrik semen di Rembang selesai akhir Maret. Polemik pendirian pabrik semen ini juga akan dibicarakan dengan melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian BUMN, serta pemerintah daerah.

Karena itu, dia meminta tak ada lagi aksi semen kaki yang dilakukan warga Kendeng. "Kalau aksi itu hak demokrasi, cuma jangan nyemen lagilah, itu kan membahayakan kesehatan," kata Teten.

Terkait dengan tuntutan agar izin pendirian pabrik semen yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah dicabut Presiden, Teten mengatakan kewenangan itu ada di pemerintah daerah. Karena itu, yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan adalah meminta Kementerian Lingkungan Hidup membuat opini hukum. "Itu bisa, coba baca undang-undang lingkungan hidup, itu kan dari Kementerian LHK saja, tidak harus Presiden," kata Teten.

Karena itu, dengan KLHS yang tak lama lagi selesai, dia meminta semua pihak yang pro ataupun kontra merujuk pada KLHS sebagai titik temu. Apalagi KLHS akan memuat pertimbangan-pertimbangan, baik dari aspek politik, sosial, maupun ekonomi.

AMIRULLAH SUHADA

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

2 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

8 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

8 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

8 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

8 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

9 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

24 hari lalu

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

24 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya