Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Indonesia, Jenderal (Purn) Wiranto memberikan keterangan terkait dokumen Dewan Kehormatan Perwira (DKP) di Posko Forum Komunikasi Pembela Kebenaran di Jl HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 18 Juni 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto berbagi pengalaman melawan terorisme saat menjadi pembicara dalam konferensi Counter Terrorism Conference (CTC) 2017 di New Delhi, India, Selasa, 13 Maret 2017.
Wiranto menyampaikan, Indonesia selama ini melawan terorisme melalui beberapa pendekatan, salah satunya seperti program Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT) bernama deradikalisasi.
"Kami menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan keras dan lembut. Dalam pendekatan keras kami memburu grup-grup teroris, memecah mata rantai mereka, dan melakukan penegakan hukum yang terus menerus," kata Wiranto seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 15 Maret 2017.
Wiranto menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah mentolerir terorisme sedikitpun. "Kami berkomitmen untuk mengejar hingga kelompok terakhir," katanya.
CTC 2017 yang dilangsungkan pada tanggal 14 hingga 16 maret ini merupakan tahun ketiga pertemuan yang digagas oleh Indian Foundation. Pada CTC 2017, tak kurang dari 50 pembicara dari berbagai negara dihadirkan untuk mengupas tuntas mengenai permasalahan terorisme di dunia selama 3 hari pelaksanaannya.
Wiranto berharap pertemuan CTC ini dapat menjadi pemersatu berbagai negara untuk melawan teroris. "Harapan saya, semua keinginan, perspektif, program dan rencana-rencana dalam melawan teroris dapat terus terealisasikan," ujarnya.