Pemerintah Kebingunan Tangani Kabut Asap

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Oktober 2006 00:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah kehabisan akal menangani kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap di mana-mana. Pemadaman melalui hujan buatan sudah dilakukan. Begitu juga dengan pemadaman menggunakan helikopter dan pesawat hercules."Gubernur dan bupati sudah dimarahi, doa sudah dipanjatkan, mau bagaimana lagi," kata Jusuf Kalla di Jakarta kemarin. Bahkan upaya hukum dengan menangkap para pembakar hutan sudah dilakukan. Tapi, kebakaran dan kabut asap masih saja terjadi. "Kami mengharapkan musim hujan segera datang," katanya.Salah satu kendala memadamkan kebakaran hutan, kata Kalla, lahan yang terbakar di Indonesia sangat luas dan penyebab kebakaran bermacam-macam. Berdasarkanlaporan menteri kehutanan, kebakaran di Kalimantan dan Sumatera lebih banyak disebabkan perkebunan rakyat.Menurut Kalla, upaya pemadaman kebakaran di Indonesia terkendala lahan yang terbakar sangat luas dan penyebab kebakaran bermacam-macam. Saat ini, kata Kalla, berdasar laporan Menteri Lingkungan Hidup, kebakaran yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera banyak dilakukan oleh perkebunan rakyat.Di Riau, kabut asap kembali mengganggu jadwal empat penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Sebagian penerbangan dialihkan ke Bandara Hang Nadim, Batam. Penundaan jadwal dan pengalihan ini pendaratan ini karena jarak pandang di tidak sampai 1.000 meter.Menurut Kepala Devisi Operasional PT Angkasa Pura Bandara Sultan Syarif Kasim II, Sabar Tarigan, pendaratan Garuda Indonesia dari Jakarta terpaksa dialihkan ke Bandara Hang Nadim Batam. Sedangkan tiga penerbangan lain dari Pekanbaru tujaun Batam, Jakarta, dan Medan terpaksa ditunda.Meningkatnya kabut asap dalam dua hari terakhir karena ada peningkatan jumlah titik api di berbagai daerah. Semula hanya ada 178 titik api dan kini bertambah menadi 353 titik. Selain itu ada asap kiriman dari daerah lain yang mengalami kebakaran hutan seperti di Lampung dan Jambi.Menurut Kepala Badan Pengendalian dampak Lingkungan Daerah Riau Khairul Zainal, penigkatan jumlah titik api karena makin banyak kebakaran di area perkebunan kelapa sawit di lima kabupaten yakni Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kapar, Pelalawan dan Kuantan Singingi. "Akan kami selidiki apakah sengaja dibakar atau terbakar," katanya.Kabut asap kali ini bukan saja mengganggu jadwal penerbangan, tapi juga menyebabkan munculnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut. "Polusi udara saat ini sudah tidak sehat," kata Kepela Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Pekanbaru, Syarif. Dalam Indeks Satuan Polusi Udara, tingkat polusi udara di Pekanbaru pada kisaran 120 atau di ambang batas normal.Penyakit infeksi saluran pernaasan akut juga melanda warga Pontianak, Kalimantan Barat. Total penderita infeksi saluran sejak tiga bulan lalu sudah mencapai 1.273 orang. "Jumlah ini jelas meningkat dibanding tahun lalu," kata Wakil Direktur Umum Rumah Sakit ST.Antonnius Pontianak Damianus Hipolitus. Sebagain besar penderita terdiri dari kalangan anak-anak. Sutarto | Jupernalis Samosir | Harry Daya

Berita terkait

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

19 jam lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

1 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kementan dan ICMI Percepat Tanam untuk Tingkatkan Produksi Nasional

1 hari lalu

Kementan dan ICMI Percepat Tanam untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) siap berkolaborasi mempercepat tanam guna mendapatkan produksi yang maksimal.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

3 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

7 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

9 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

9 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

9 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei Darussalam

9 hari lalu

Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei Darussalam

PT Pupuk Indonesia (persero) berinisiatif menjajaki pengembangan urea dan amonia bersama Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI).

Baca Selengkapnya