Kapal Tabrak Terumbu Karang di Raja Ampat, Tim Cari Kronologinya

Reporter

Senin, 13 Maret 2017 22:58 WIB

Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang dinamakan, Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan dari sejumlah Kementerian masih bekerja mengumpulkan data terkait kejadian kapal berbendera Bahama, Caledonian Sky, yang menabrak terumbu karang di Raja Ampat beberapa waktu lalu.

"Tim mengumpulkan data termasuk Kementerian Perhubungan. Termasuk kronologi bagaimana kapal bisa masuk," kata Direktut Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Perhubungan, Bramantya Satyamurti Purwadi, saat dihubungi Tempo, Senin, 13 Maret 2017.

Bramantya mengatakan saat ini tim gabungan masih berada di lokasi kejadian untuk menilai seberapa parah kerusakan yang ditimbulkan oleh kapal itu. Tim ini berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Baca: Terumbu Karang Raja Ampat Ditabrak Kapal, Berapa Kerugiannya?

Data-data tersebut, kata Bramantya, sangat diperlukan untuk memastikan kronologi kejadian. Jika data telah seluruhnya terkumpul, baru kemudian langkah lanjutan akan diambil.

"Intinya data-data yang kami punya harus kuat dulu. Data ini kan claimable. Setelah data terkumpul, kami tak bisa bergerak lagi dari situ. Kami mesti gak asal ngomong," kata dia.

Langkah lanjutan seperti memanggil pihak kapal, juga dipastikan akan dilakukan. Kapal Caledonian Sky meruoakan milik operator Caledonian Noble asal Inggris. "Pastinya perhubungan akan berkoordinasi dengan pemilik kapal. Tapi intinya kami akan kumpulkan data dulu," kata Bramantya.

Caledonian Sky merupakan cruise berbendera Bahama, yang dimiliki operator Caledonian Noble. Kapal sepanjang 90 meter itu menabrak terumbu karang setelah perjalanan ke Pulau Waigeo pada 4 Maret 2017 lalu.

EGI ADYATAMA




Berita terkait

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

22 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

54 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.

Baca Selengkapnya

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

11 November 2023

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

Disebut Kali Biru karena sungai di tanah Raja Ampat ini memiliki air jernih yang memancarkan warna biru dari dasarnya.

Baca Selengkapnya

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2023

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

Aulia menilai pidato Presiden Jokowi sangat mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap padat modal.

Baca Selengkapnya