Komunitas Konservasi Duga Bisnis Satwa Dilindungi Ini Marak  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 6 Maret 2017 14:21 WIB

Sejumlah Trenggiling (Paramanis javanica) bekuyang dimusnahkan dengan cara di bakar di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Juanda, Surabaya, 8 Juli 2015. Sebanyak 455 ekor trenggiling beku di temukan saat akan di selundupkan menuju Singapura. FULLY HANDOKO

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Wildlife Conservation Society – Indonesia Program (WCS-IP) atau Komunitas Konservasi Satwa Liar-Program Indonesia, Noviar Andayani mengatakan perdagangan satwa liar dilindungi saat ini masih marak terjadi. Dari sekian banyak satwa paling banyak yang diperdagangkan saat ini adalah jenis trenggiling.

“Saat ini trenggiling dari segi volumenya, setiap kasus (diungkap) bisa mencapai ton dan puluhan ribu (trenggiling),” kata Noviar di Jakarta, Senin, 6 Maret 2017.

Noviar menuturkan perdagangan trenggiling (Paramanis javanica) umumnya mengarah ke pasar Asia. Ia menyebut adanya permintaan menyebabkan perburuan dan perdagangan hewan itu dilakukan. Sebab, trenggiling dianggap memiliki sejumlah khasiat untuk kesehatan.
Lihat : 16 Satwa Langka Disita dari Resor Wisata di Bandung



Noviar mengatakan biasanya trenggiling bisa diperoleh di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Namun saat ini, ada pula pemburu yang mencari trenggiling di Pulau Jawa. Ia menilai selain trenggiling, satwa lain yang juga banyak diperdagangkan adalah harimau, gading gajah, primata seperti orang utan. Termasuk juga kelompok burung (aves).


Belakangan muncul trend perburuan burung rangkong gading. Noviar mengamati ada kenaikan permintaan pasar terhadap rangkong gading. Ia menyebut cula dari hewan yang hidup di Kalimantan dan Sumatera itu banyak dijual ke Cina untuk memasok obat tradisional. “Harganya lebih mahal dibanding gading gajah,” ujar dia.

Dari banyaknya kasus perdagangan satwa liar tersebut, WCS-IP, Senin, 6 Maret 2017 menggandeng Kejaksaan Agung untuk bekerjasama. Muatan dari kerja sama tersebut adalah peningkatan kapasitas jaksa penuntut umum yang menangani perkara perdagangan satwa liar dilindungi. Tujuannya agar para pelaku perdagangan satwa liar dilindungi dapat ditindak lebih tegas.
Simak pula : Bisa Jadi Raja Salman ke Bali untuk Wisata Toleransi

Noviar menambahkan bahwa para pelaku saat inj sudah memasarkan secara luas satwa-satwa yang diburu tersebut tidak hanya di dalam negeri. Namun juga ke luar negeri.

Dia mencontohkan untuk pasar trenggiling biasanya di Cina dan Vietnam. Sedangkan pasar Eropa untuk satwa jenis burung dan primata untuk dipelihara. “Pasar Asia untuk obat dan makanan, Eropa untuk perhiasan,” kata dia.

DANANG FIRMANTO


Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya