Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, melambaikan tangan saat akan memasuki pesawat terbang pribadinya usai melakukan kunjungan kenegaraan dan pertemuan Bilateral dengan Pemerintah Indonesia, di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 4 Maret 2017. Raja Salman akan melanjutkan kunjungan kenegaraan singkat ke Brunei Darussalam, dan Malaysia. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan rombongan Raja Salman di Bali pada Sabtu, 4 Maret 2017 menyedot antusiasme masyarakat. Ribuan orang saat itu berjejer di sepanjang jalan dekat gapura pintu masuk Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk menyaksikan langsung iring-iringan mobil rombongan Raja Salman melintas. Pecalang, keamanan adat Bali ikut membantu pengamanan bersama TNI dan polri.
Ketua Pecalang Bali Made Mudra mengatakan pecalang wajib membantu aparat keamanan yang bertugas. Penjagaan itu dilakukan dengan ikhlas untuk membuat Raja Salman betah berwisata di Bali.
"Semoga Raja (Salman) merasa puas dan terkesan datang ke Bali. Saya sangat mengharapkan keamanan dan nyaman untuk Raja," katanya, Minggu, 5 Maret 2017.
Mudra menuturkan bahwa pecalang berada di bawah naungan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Bali. Maka, tutur dia, pecalang bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menjaga keamanan desa adat.
"Kehadiran dari tamu agung (Raja Salman), pecalang wajib menjaga desanya masing-masing yang dilintasi atau ada objek wisata," tuturnya.
Adapun Kapolda Bali Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose mengatakan pecalang dilibatkan untuk menonjolkan pengamanan adat Bali. "Kearifan lokal diutamakan kami pakai pecalang," ujarnya.
Petrus mengatakan bahwa kehadiran pecalang akan menjadi variasi bentuk keamanan di Bali yang bisa menarik perhatian rombongan Raja Salman. "Di Bali ini terkenal dengan pecalang, maka saya instruksikan Direktorat Binmas (Polda Bali) untuk yang menangani pecalang. Itu kami sebut community policing," katanya.