Dirundung Isu Penyelundupan, FPU Indonesia Klaim Terbaik
Editor
Endri Kurniawati
Minggu, 5 Maret 2017 17:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Internasional Kepolisian Negara Republik Indonesia Inspektur Jenderal H. Saiful Maltha mengatakan Formed Police Unit (FPU) 8, nama tim kepolisian Indonesia yang bertugas menjaga perdamaian selama setahun di Sudan, Afrika Utara, sebagai yang terbaik. "So far FPU kita terbaik," katanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Ahad, 5 Maret 2017.
Oleh karena itu, 140 personel FPU 8 akan mendapat penghargaan Santi Darma. Penghargaan akan diberikan meski FPU 8 dirundung isu penyelundupan senjata.
Baca:
Pasukan Perdamaian dari Indonesia Ditahan di Sudan
Pesan Gatot untuk Pasukan Perdamaian: Hindari Tindak...
Kapuspen TNI: Tidak Benar Pasukan Unamid...
Penjaga perdamaian FPU 8 seharusnya kembali ke Indonesia pada Januari lalu setelah digantikan oleh FPU 9. Namun kepulangan mereka tertunda karena diduga menyelundupkan senjata. Di dekat barang-barang mereka ditemukan senjata tak bertuan. Beberapa personel diperiksa dalam kasus ini. Polri dan Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas telah menyatakan FPU tidak bersalah.
"Sudah clear, semua enggak ada masalah. Kalau ada masalah kami enggak bisa pulang." Saiful mengatakan kejadian ini menjadi pelajaran bagi FPU dan Indonesia.
Baca juga:
Gus Mus: Hoax dan Fitnah Harus Dilawan
Bahas Kebebasan Pers, Arab Kaget dengan Kondisi Indonesia
Saat ditanya apakah ada diskriminasi terhadap FPU 8, Saiful menjawab hal itu wajar. "Misalnya tas saya ada yang masukin barang, kan saya dicurigai. Tapi saat saya klarifikasi, its ok."
FPU bertugas mengendalikan ketertiban umum dan perlindungan terhadap personel, fasilitas Persatuan Bangsa-Bangsa, serta mendukung operasi kepolisian yang membutuhkan bantuan FPU, termasuk melindungi warga sipil. FPU juga aktif dalam kegiatan community policing terhadap para internally displaced persons (IDPs) atau pengungsi korban konflik di Darfur, Sudan.
Polri berpartisipasi dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia sejak 1989 dengan mengirimkan 50 personel civilian police ke misi perdamaian PBB, Untag ke Namibia yang ketika itu baru merdeka. Sejak saat itu, Polri selalu aktif dalam misi PBB dengan mengirim anggota ke Kamboja, Mozambik, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Afganistan, Haiti, Sudan, Somalia, dan Sudan Selatan.
REZKI ALVIONITASARI