Deretan tenda-tenda berdiri di dekat Tongkonan (rumah adat Toraja) di atas puncak kampung Lolai di Kecamatan Kapalapitu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 10 Oktober 2016. Tempat wisata ini menyediakan sejumlah tenda bagi wisatawan yang datang dari jauh untuk menginap sambil menunggu pagi untuk menikmati keindahan matahari terbit dan hamparan awan putih. TEMPO/FARDI BESTARI
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan mengajukan proposal untuk mengembangkan obyek wisata halal Mandeh di Sumatera Barat kepada investor Arab Saudi. "Wakil Presiden memerintahkan membuat proposal untuk Sumatera Barat," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Jumat, 3 Maret 2017, seusai rapat koordinasi tentang pariwisata di Kantor Wakil Presiden, Jakarta.
Mandeh terletak di pesisir selatan di Kecamatan Koto XI Tarusan. Keelokannya dinilai sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tempat wisata. "Mandeh ini Raja Ampatnya Sumatera."
Investor Arab Saudi, kata Arief, sangat tertarik mengembangkan pariwisata di Sumatera Barat. Apalagi sejak awal pemerintah Sumatera Barat bertekad mengembangkan pariwisata halal. Proposal wisata halal di Sumatera barat ini juga dijadikan pintu masuk bagi pengembangan wisata halal di Lombok dan Aceh.
Menurut Arief, sejauh ini investor Arab Saudi tertarik dengan tiga lokasi wisata, yaitu Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Tanjung Kelayang di Bangka Belitung. Namun Tanjung Kelayang diposisikan sebagai wisata bahari, bukan wisata halal.
Rapat koordinasi tentang pariwisata dilakukan untuk memonitor proyek pengembangan tiga obyek wisata dari 10 tujuan wisata unggulan. Tiga destinasi itu adalah Danau Toba, Bali, dan Mandalika. Rapat dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, serta perwakilan dari Bank Dunia.
Selain Mandeh, tempat wisata lain yang juga disinggung akan dikembangkan adalah Toraja. "Sekarang Toraja mulai terkenal lagi, karena urusan ngopi di atas awan, ya kan," kata Darmin.