TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggandeng seribuan penggiat dunia maya untuk memerangi berita bohong (hoax). Sebab, berita bohong juga bisa menimbulkan sikap radikal yang menjurus pada aksi terorisme.
Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Mayor Jenderal Abdul Rahman Kadir di Yogyakarta mengatakan pemerintah memerangi penyedia konten berita bohong. Berita bohong ini mengandung unsur provokatif, agitatif, dan fitnah tanpa sumber yang jelas.
"Mengajak penggerak dunia maya atau netizen bergerak meningkatkan literasi dan edukasi kepada masyarakat, termasuk menjaga etika netizen dan memanfaatkan media sosial dengan baik," kata Rahman dalam “Sarasehan Pencegahan Gerakan Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Penggiat Dunia Maya” di Alana Hotel, Yogyakarta, Kamis, 2 Maret 2017.
Di dunia maya, baik media sosial maupun situs penyedia berita, BNPT telah menggandeng ribuan warga penggiat Internet di empat provinsi. Ada 23 komunitas dan 71 kontributor konten kontra-radikalisme. Lebih dari seribu pengguna konten dibuat oleh BNPT.
Rahman menjelaskan, saat ini pengguna Internet di Indonesia luar biasa banyaknya, yaitu mencapai 132,7juta pengguna. Sekitar 129 juta merupakan pengguna Internet yang aktif mengakses konten berita.
Ia menambahkan, gerakan kontra-radikalisasi perlu dilakukan untuk menjauhkan pembaca konten situs yang tak bertanggung jawab. "Kami ajak para pencinta damai supaya tidak terpapar konten radikalisme terorisme," kata Rahman.
Kepala Sub-Direktorat Pengawasan dan Kontra-Propaganda BNPT Sujatmiko mengatakan pihaknya telah membuat Damai.id, Jalandamai.org, dan Dutadamai.id. Ada banyak kontributor untuk mengisi konten positif untuk deradikalisasi. "Tujuannya, membangun kesamaan persepsi dan pandangan, merumuskan strategi bersama, dan memperkuat sinergi para penggiat dunia maya."
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
