KTT IORA Ingin Atur Perairan Samudera Hindia  

Reporter

Kamis, 2 Maret 2017 15:54 WIB

Sejumah nelayan Somalia membawa seekor ikan besar hasil tangkapan menuju pantai di tepi Samudera Hindia di pantai Liido, Mogadishu, Somalia, 4 November 2016 REUTERS/Feisal Omar

TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) punya nilai strategis bagi Indonesia. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya mengatakan, Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengambil peran
dalam pertemuan IORA. "Ini sesuai dengan misi nawacita," kata Desra di Kantor Kemenlu,
Jakarta, Kamis, 2 Maret 2017.

Konferensi Tingkat Tinggi IORA ke-20 akan digelar selama tiga hari, 5-7 Maret 2017 di
Jakarta. Tema yang diangkat ialah "Penguatan Kerja Sama Maritim untuk Kawasan
Samudera Hindia yang damai, stabil, dan sejahtera". KTT IORA akan mempertemukan 21
pemimpin negara anggota dan tujuh mitra dialog.

Baca juga: Kunjungan Raja Salman dan KTT IORA, Begini Pengamanannya

Menurut Desra, selama ini pertemuan IORA hanya digelar untuk level menteri. Namun tahun
ini, Indonesia selaku ketua IORA ingin meningkatkan level pertemuan menjadi tingkat
kepala negara. Begitu juga dengan isu yang menjadi pembahasan. Desra mengatakan isu
pertemuan akan membahas soal ekonomi, terorisme, dan pemberdayaan perempuan.

Dari tiga isu yang akan dibahas ada satu tema penting, yaitu menyangkut pengaturan
wilayah Samudera Hindia. Berkaca kepada perairan Laut Cina Selatan yang kerap
menimbulkan gesekan antarnegara, ucap Desra, IORA tidak ingin perairan Samudera Hindia
melahirkan konflik kepentingan atau jadi ajang perebutan. "Dari hasil evaluasi, di Laut Cina
Selatan itu framework behavior-nya tidak diurus dari awal," ucapnya.

Baca pula: Pangkostrad Gelar Apel Pasukan Pengamanan Raja Arab dan KTT IORA

Pemerintah Indonesia, lanjut Desra, tidak ingin hal serupa terjadi di Samudera Hindia.
Oleh sebab itu, perlu ada hukum internasional yang mengatur tingkah laku di perairan
Samudera Hindia. "Kami ingin tanamkan sejak awal tentang hukum internasional,
khususnya United Nations Convention on the law of the sea 1982," kata Desra.

Desra menyatakan Samudera Hinda mempunyai posisi yang strategis dan potensi yang
besar. Setidaknya ada 2,7 miliar penduduk dunia berada di negara-negara yang menjadi
anggota IORA. Selain itu, 70 persen transportasi kapal yang mengangkut minyak dan gas
melintas di Samudera Hindia. Belum lagi bila membahas soal potensi hasil tangkapan ikan.
"Jangan sampai saatnya nanti IORA jadi ribet (konflik)," tuturnya.

Desra mengatakan sejauh ini 16 pemimpin negara atau wakil pemimpin negara akan hadir
dalam KTT IORA tersebut. Salah satu kepala negara yang hadir ialah Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dan pemerintah Cina selaku mitra dialog.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

13 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

5 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

6 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

13 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

14 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

16 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya