Pohon Sukarno, Penanda Hubungan Baik Indonesia dengan Arab Saudi  

Reporter

Rabu, 1 Maret 2017 17:55 WIB

Pohon Sukarno di Padang Arafah, Arab Saudi. (masshar2000.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi berkunjung ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Ini adalah kunjungan pertama pemimpin tertinggi Arab Saudi setelah kedatangan Raja Faisal bin Abdulaziz pada Juni 1970 atau di era Presiden Suharto. Namun kedekatan Indonesia dengan Arab Saudi sudah dimulai pada zaman Presiden Sukarno, salah satunya ditandai oleh pengiriman pohon yang oleh masyarakat disebut pohon Sukarno.

Pohon itu dibawa Sukarno ketika berkunjung ke Arab Saudi pada 1955. Pohon tersebut kemudian ditanam di Arafah dan beberapa tempat lain.

Baca: Begini Pengamanan Raja Salman dari Bandara Halim ke Bogor

Padang Arafah yang setiap musim haji menjadi lokasi berkumpulnya sekitar tiga juta muslim dari seluruh dunia saat melaksanakan wukuf dikenal memiliki suhu udara yang sangat panas.

Dengan suhu 38-42 derajat Celcius saat musim panas, tak pelak jemaah haji yang sedang wukuf di situ akan merasa kepanasan yang menyengat, sehingga tidak sedikit dari mereka cepat keletihan saat berada di situ.

Padang Arafah memang sangat gersang dan hanya ada sedikit bangunan karena memang sehari-hari di luar musim haji nyaris tidak ada manusia yang singgah ke situ.

Tapi, di beberapa lokasi Padang Arafah, yang memiliki total luas 5,5 x 3,5 kilometer persegi, terdapat rimbunan pohon yang sering kali dijadikan tempat berteduh. Petugas haji Indonesia mengatakan pohon-pohon yang merindangkan beberapa lokasi di Arafah dinamai pohon Sukarno, karena memang Sukarno yang mengusulkan pohon tersebut ditanam di situ.

Raja Salman: Penguasa Tajir dari Gurun Tandus

Pohon sejenis pohon mindi ini memang dibawa Sukarno saat melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.

Sebagai orang berpengaruh di negara-negara nonblok, Bung Karno dengan mudah menawarkan ide penanaman pohon ini kepada kalangan masyarakat Arab yang dikenal keras dan teguh dalam berpendirian.

Tak cukup mengirimkan ribuan bibit pohon, Bung Karno juga mengirimkan ahli tanaman dari Indonesia untuk mengembangbiakkan tanaman yang memang cocok tumbuh di daerah tandus ini.

Kini tanaman ini tumbuh dengan rimbun di berbagai sudut kota di Arab Saudi, baik di Mekah, Madinah, maupun Jedah.

Khusus di Padang Arafah, pohon Sukarno ini telah memenuhi sebagian besar Padang Arafah. Jadi, selain merindangkan padang itu, pohon-pohon itu menghijaukan Arafah.

Dengan tinggi 2-3 meter, pohon ini berdiri di sepanjang jalan-jalan utama Padang Arafah.

Tenda jemaah haji di bawah rindangnya pohon Sukarno di Padang Arafah. (masshar2000.com)

Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jemaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf.

"Keberadaan pohon-pohon ini sangat membantu mengurangi suhu panas saat jemaah haji melaksanakan wukuf," ujar Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifa, dan Mina (Armina) Abu Haris Muntohar.

Abu Haris menuturkan pemerintah Arab Saudi memang secara khusus memelihara keberadaan pohon Sukarno ini.

"Bahkan di Arafah ada saluran air khusus yang ditanam dalam tanah untuk menyirami setiap batang pohon Sukarno," katanya.

Keberadaan pohon Sukarno di Arafah diakui sejumlah orang, baik yang berkunjung maupun yang sedang bekerja di lokasi itu, karena merasakan manfaatnya.

Menjelang puncak haji, biasanya banyak pekerja yang datang ke Arafah untuk mempersiapkan berbagai keperluan jemaah atau hanya sekadar membersihkan ilalang yang tumbuh sumbur di lokasi yang bakal menjadi tempat jemaah saat wukuf.

"Adanya pohon ini memang membuat lokasi ini memiliki tempat berteduh saat saya dan beberapa pekerja mengerjakan persiapan untuk kedatangan haji," tutur Ahmad, pekerja dari Pakistan.

Pria yang sudah belasan tahun bekerja di Arab Saudi dan sering kali ditugaskan di Arafah ini juga menyatakan keheranannya karena pohon tersebut tidak pernah mati walaupun disinari terik matahari yang luar biasa panasnya.

Menurut dia, sekalipun pohon itu tidak mendapat perawatan, seperti dengan disiram air, pohon itu tidak mati karena panas. Hal itu membuat banyak orang kagum dengan ketangguhan pohon itu.

"Pohonnya kuat dari serangan terik matahari sekalipun tidak terlalu sering disiram air," tuturnya.

Simak: Riuh Soal Raja Arab ke Indonesia, JK: Karena Dia Kaya


Pastinya jemaah haji asal Indonesia bisa berbangga diri dengan adanya pohon Sukarno yang banyak dikenal penduduk Arab Saudi itu.

ANTARA

Berita terkait

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

6 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

25 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

31 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

28 September 2023

Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

Pada 1965 PKI mengusulkan Angkatan Kelima, sebuah matra militer beranggotakan buruh dan tani yang dipersenjatai. Letjen Ahmad Yani menolak ide itu.

Baca Selengkapnya

Siapa Pencetus Nama Pramuka?

14 Agustus 2023

Siapa Pencetus Nama Pramuka?

Nama Pramuka diusulkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang mendapat inspirasi dari kata Poromuko, yang berarti pasukan terdepan dalam perang.

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

14 Agustus 2023

Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

Awal terbentuknya Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie pada 1912.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

13 Agustus 2023

Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

Masyarakat di Pekon (Desa) Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat menerima SK pembebasan hutan kawasan dari Menteri Siti Nurbaya.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

8 Juli 2023

LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

Sebelum LRT Jabodebek yang bakal diresmikan bulan depan, Jakarta yang dahulu Batavia hingga pasca Kemerdekaan pernah memiliki moda Trem.

Baca Selengkapnya