TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Presiden B.J. Habibie menolak permintaan mantan Panglima Kostrad Letnan Jenderal Prabowo Subianto untuk merevisi buku yang baru diterbitkannya pekan lalu. Habibie menyatakan buku "Detik-Detik yang Menentukan" ditulis apa adanya berdasarkan catatan yang dimilikinya. “Yang bener aja dong, kenapa saya mau merevisi, kalau saya revisi berarti saya tulis yang nggak bener dong,” ucapnya sambil tertawa usai menandatangani ratusan buku untuk para pembelinya di kantor The Habibie Center, Jumat (29/9) sore. Ia menegaskan buku itu diterbitkan semata-mata untuk memberikan fakta kepada publik. “Tujuannya agar lebih wise (bijak), lebih produktif. Maksudnya hanya itu kok, nggak ada maksud lain. Not more and less. For all of you (untuk anda semua, tak kurang-tak lebih),”ucap mantan Menteri Riset dan Teknologi tersebut. Kemarin Prabowo menggelar jumpa pers untuk meluruskan beberapa bagian dalam buku yang ditulis Habibie. Ia antara lain membantah pernah menghardik Habibie dan berniat melakukan kudeta dengan mengerahkan pasukan ke istana dan kediaman Habibie di kawasan Kuningan. Karena dianggap tak benar, Prabowo meminta Habibie merevisi beberapa bagian dari isi buku tersebut. Namun, Habibie justru mempersilakan Prabowo menanyakan soal informasi yang menjadi keberatannya kepada orang-orang terdekat di sekitar Habibie saat menjadi presiden. “Silakan datangi orang-orang tersebut, kan saya dalam ruangan ada paspampres, ada pengawal. Waktu detik-detik menentukan mereka ada yang disitu. Ada Pak Sintong (Panjaitan), tanya aja,” ucap Habibie yang berkopiah hitam dan berbaju koko putih itu. Dian Yuliastuti