TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Binjai, Sumatera Utara berulang kali menyita paket narkoba yang diselundupkan dengan cara dilempar dari luar dinding penjara. Selama dua bulan terakhir, petugas menangkap setidaknya 15 paket yang dilempar masuk.
"(Narkoba) ditaruh (dibungkus) di baju lalu dilempar dengan ketapel," ujar Kepala LP Kelas II A Binjai Muhammad Jahari Sitepu saat ditanyai Tempo di Gedung Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta Pusat, Sabtu, 25 Februari 2017.
Menurut Jahari, yang baru bertugas di Binjai sejak 4 Januari 2017, paket narkoba kerap dilemparkan pada sore hari. "Masuk antara pukul 14.00 hingga 18.00. Karena ketatnya Petugas Pengaman Pintu Utama (P2U), narkoba dilempar lewat tembok," ujar dia.
Dia berujar bahwa paket narkoba dengan beragam jenis dan bobot yang dilempar masuk LP tak selalu diambil oleh warga binaan. Pihaknya membutuhkan bantuan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kepolisian setempat untuk melacak pemasok narkoba dari luar pagar.
"Biasanya petugas saya minta untuk memata-matai siapa yang mengambil paket (yang masuk). Kalau tak ada kami serahkan polisi," ujar dia.
Dalam durasi sebulan 20 hari, Jahari mengaku sudah 15 kali mencegah modus operandi tersebut. Namun, pihaknya masih menelusuri jalur komunikasi warga binaan dengan pelaku di luar LP.
"Saya sempat tangkap tangan langsung. Ada lima (warga binaan) tertangkap mengambil paket, barang bukti dan prosesnya ada di polisi, " tutur Jahari.
Mantan Kepala LP Kelas II B Kota Lubuk Pakam itu mengaku sudah menerapkan 3 shift kerja untuk mengantisipasi modus tersebut. Namun, dia mengeluh soal minimnya sumber daya petugas penjara. "Kami kesulitan bekerja sendiri. Di lapas Binjai hanya ada enam penjaga jaga. Jumlah penghuninya lebih dari 1.200."
Jumlah tersebut menurut dia berdampak pada lemahnya pengawasan. Sebuah LP berisi 1.000 orang, kata dia, dinilai normal bila dijaga oleh setidaknya 100 petugas. "Kapasitas asli Lapas Binjai pun hanya 500 penghuni, tapi kami menampung 1.200 orang," ujar Jahari.