Sebuah grup kesenian Barongan mewarnai aksi mendukung pendirian pabrik Semen Rembang di kantor Gubernur Jawa Tengah, 23 Desember 2016. Massa membawa spanduk dan poster dukungan kepada Gubernur Ganjar untuk tetap mendirikan pabrik semen. Budi Purwanto
TEMPO.CO, Tuban - Dua perusahaan akan mendirikan pabrik semen di Tuban, Jawa Timur. Pemilik dua pabrik semen baru itu adalah PT Abadi Cement dan PT . Unimine Indonesia. Keduanya sedang mengajukan dan melengkapi syarat-syarat perizinan.
“Kedua pabrik semen itu mengajukan perizinan sejak dua tahun silam,” kata Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, Selasa, 21 Februari 2017. Nilai investasinya masih dalam revisi.
Abadi Cement sedang mengajukan penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Desa Sugihan Kecamatan Merakurak. Lahan pabrik untuk PT Abadi Cement di Desa Sugihan sekitar 98,8 hektare. Sedangkan pabrik milik PT Unimine Indonesia diproyeksikan berada di Desa Merkawang Kecamatan Tambakboyo dan di Desa Wolu Tengah, Kecamatan Kerek, Tuban bagian barat.
Jika kelak dua pabrik semen itu berdiri, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, bakal memiliki empat pabrik semen. Dua sebelumnya yang sudah beroperasi adalah Dua pabrik semen yang sudah beroperasi, yaitu PT Semen Indonesia yang memiliki empat pabrik. Lokasinya berada di Kecamatan Merakurak dan Kecamatan Kerek. Lalu Holchim, yang kedua pabriknya berlokasi di Kecamatan Merakurak.
Pendirian pabrik-pabrik semen itu membuat para pegiat lingkungan jadi khawatir. Pegiat Yayasan Pecinta Acarina Indonesia, M. Ali Baharudin, mengatakan jika empat semen beroperasi, Tuban terancam kesulitan air bersih. Debit mata air akan mengecil karena eksploitasi tanah areal Pegunungan di Kendeng Utara. “Itu lokasi tanah kapur,” ujarnya.
Saat ini Tuban memiliki sedikitnya 250 titik mata air yang muncul dari bebatuan pegunungan kapur. Lokasinya sebagian besar menyebar di Kecamatan Merakurak, Montong, Semanding, Kerek, Plumpang dan sebagian Rengel. Sebagian besar daerah itu telah dikuasai investor. “Ini yang kami khawatirkan.”