Pemuda Muhammadiyah Minta Ahok Dicopot, Jokowi:Tunggu Sidang

Reporter

Senin, 20 Februari 2017 14:44 WIB

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Makassar Sulawesi Selatan, Jokowi juga menemui ulama se-Sulawesi Selatan. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjuntak mengeluhkan soal inkumben Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat bertemu Presiden Joko Widodo hari ini, Senin, 20 Februari 2017. Kepada pria asal Solo itu, Dahnil menyebut Ahok sebagai sumber kebisingan politik di Indonesia saat ini.

"Ini kan sedang ramai di luar sana soal banyak desakan meminta Pak Ahok agar segera dinonaktifkan," ujar Dahnil usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan.

Dahnil menjelaskan, apa yang ia maksud dengan Ahok sebagai sumber kebisingan adalah perihal status hukumnya. Sebagaimana diketahui, status Ahok yang kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta tengah dipergunjingkan karena ia diancam hukuman penjara 4 tahun dan 5 tahun.

Baca: Jaksa Agung: Status Ahok Tak Tergantung Tuntutan Jaksa

Menurut beberapa pihak, mengacu pada UU Pemda, Ahok seharusnya diberhentikan karena UU itu menyebut mereka yang didakwa 5 tahun akan dilengserkan. Namun, Pemerintah mengambil sikap berbeda dengan memilih menunggu tuntutan. Pertimbangan pemerintah, dakwaan Ahok bersifat alternatif atau mengandung dua ancaman hukuman.

Keputusan itu berujung pada sejumlah pihak mengkritik keputusan pemerintah. Mereka menganggap pemerintah melanggar aturan. Bahkan, pemerintah sudah digugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara perihal ini.

Dahnil berkata, Pemuda Muhammadiyah termasuk salah satu yang vokal mendukung Ahok diberhentikan. Menurutnya, jika Ahok diberhentikan, kebisingan politik akan berkurang signifikan.

"Tetapi, tadi Presiden Jokowi menjawab akan bersikap dengan terang dan tegas apabila ada argumen hukum yang formal," ujar Dahnil.

Baca: Kasus Ahok, Bivitri: Pemberhentian Tak Perlu Tunggu Vonis

Dahnil mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta kepadanya agar sabar menunggu sampai ada argumentasi atau keputusan hukum formal. Sebab, menurut Presiden Joko Widodo, apa yang beredar saat ini kebanyakan adalah argumentasi individual yang kekuatan hukumnya tak kuat. Dengan kata lain, ujar Dahnil, Presiden Joko Widodo menunggu fatwa MA atau Keputusan PTUN atas gugatan yang telah dilayangkan.

Sebagai catatan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada pekan lalu berpendapat bahwa MA potensial tidak akan mengeluarkan fatwa. Sebab, kepadanya, Ketua MA Hatta Ali meminta perkara Ahok diputuskan olehnya sendiri.

"Argumentasi yang ada sekarang berbeda-beda dan debatable. Nah, Presiden Joko Widodo tidak ingin masuk pada ruang debat itu," ujar Dahnil. Dahnil mengklaim Presiden Joko Widodo akan memberhentikan Ahok apabila Fatwa MA dan keputusan PTUN meminta pemerintah memberhentikan Ahok.

ISTMAN MP

Baca: FPI dan GNPF-MUI Tak Ikut Aksi 212 Jilid 2 di DPR

Berita terkait

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

8 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

14 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

19 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

21 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

21 jam lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

1 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

1 hari lalu

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

Niat itu kini berujung penahanan Galih Loss di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

1 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya